‘Dunia
ini membosankan’, katanya.
‘Memangnya
kau sudah pergi kemana saja ??’, tanyaku.
Dia
selalu mengeluh, mengeluh, dan mengeluh. Mengeluhkan tentang dunia yang semakin
membosankan ini (katanya).
Kau
sudah pergi kemana saja ??
Eropa
??
Pernah
menaiki puncak tertinggi dari menara Eiffel di Paris ?? atau pernah merasakan
miringnya menara Pissa di Italia ?? atau
menggigil masuk kedalam gereja besar di Barcelona -Spanyol ?? atau jangan-jangan kau pernah
berfoto ria di dibali tembok besar Berlin ?? atau mengkaitkan kunci mu yang
bertuliskan namamu dan pasanganmu di jembatan kasih ??
Dia
hanya menggeleng.
Oh,
aku rasa kau pernah ke Tembok besar China, atau pergi berlibur ke Singapura ??
Dia
tetap masih menggeleng kepalanya.
Atau
kau pernah berjalan disepanjang paris van java ?? menikmati kota tua ?? atau
menikmati malam indah di Malioboro, atau keindahan ciptaan Tuhan di Ubud-Bali
??
Dia
kemudian menggeleng lagi.
Terus
kau sudah kemana saja ??, tanyaku heran.
Aku
belum pernah kemana-mana, tempat terjauh yang pernah aku jelajahi hanya pergi
kekota ini untuk berkuliah.
Begitu
??
Jadi
kau belum pernah keluar meninggalkan provinsi ini ??
Dia
hanya menggeleng pelan.
Tapi
kenapa kau berteriak kalau dunia ini sudah membosankan ??
Padahal
kau sendiri belum mengetahui luasnya dunia ini, belum pernah melihat apa yang
ada diluar sana, diluar kamar ukuran 2X2 meter ini.
Kau
ini lucu sahabat.
Kau
seperti mereka yang selalu menghujat tapi tidak tahu duduk persoalannya. Kau
mengatakan kalau dunia ini membosankan padahal kau sendiri tidak tahu dunia
yang kau sebut membosankan itu seperti apa. Coba kau kepakkan sayapmu yang
selalu kau lipat itu, kau coba berkeliling dunia melihat apa yang kau sebut
tempat yang membosankan ini.
Jangan
perlihatkan bahwa kau itu kata dalam tempurung sahabat.
Yang
berkoar keras seakan sudah mengerti semua hal yang ada didunia ini tapi
ternyata yang kau ketahui itu tidak lebih dari seujung kukunya dunia ini.
Coba
buka pikiranmu, berpikirlah dari semua sudut pandang atau mungkin coba lihatlah
tanpa menggunakan sudut pandang. Karena biasanya jika kita memandang sesuatu
itu melalui sudut maka kita akan menemukan hal yang menyudutkan.
Berfikirlah
fleksibel sahabat.
Ini
bukan tentang dirimu saja, ini tentang semua.
Pikiran
itu untuk dibuka, bukan untuk dituntun kearah yang sesat. Jika kau berpikiran
pendek maka yang kau dapat hanyalah rasa benci dan kebosanan.
Ini
dunia, bukan diri kita saja yang mendiaminya. Tapi menyangkut semua orang yang
ada didalamnya.
Jadi
janganlah salah rasa dalam menganggapnya.




0 komentar:
Posting Komentar