Selasa, 04 Agustus 2015

Aroma Tubuh Ibu


Aku kenal aroma tubuh ini.
Ini adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya. Aroma tubuh yang selalu merawatku sedari aku kecil dulu, yang selalu mendekapku, memberiku rasa nyaman dan aman, dan selalu menjagaku serta melindungiku dari apapun yang mungkin bisa saja mencelakaiku dimasa kecilku.
Aku kenal aroma tubuh ini.
Ini adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya. Aroma tubuh perempuan yang selalu kurasakan kehangatannya, aroma yang selalu kurasakan kelembutannya, aroma yang selalu kurasakan belas kasihnya, dan aroma yang selalu menenangkan hatiku dimasa kecilku.
Aku kenal aroma tubuh ini.
Ini adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya. Perempuan yang sangat kucintai sepenuh hati, perempuan yang kujaga hatinya dan sangat kujaga agar tidak pernah terluka, menangis, kecewa atau pun merana karena semua khilafku, kesalahanku, dan perbuatanku. Meskipun terkadang aku pernah membuatnya marah dan kesal.
Tapi tak sekalipun aku bermaksud untuk itu, untuk dengan sengaja menghancurkan hatinya dan melukainya. Karena dialah perempuan yang ingin kulihat senyumnya.
Karena dialah aku sekarang berkerja keras, karena dialah aku sekarang bermandikan peluh, dan karena dialah sekarang aku menjadi dewasa.
Aku ingin sedikit saja membayar apa yang pernah dia berikan kepadaku, apa yang pernah dia sumbangkan untukku, dan apa yang pernah lakukan kepadaku. Walaupun aku tahu, aku tidak mampu melakukannya untuk membalasnya meskipun hanya sebesar debu dari sekumpulan debu yang terbuang.
Aku kenal aroma tubuh ini.
Ini adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya. Aku sangat mengenalnya, sungguh aku sangat sangat mengenalnya. Ini adalah aroma peluh yang kuhirup setiap hari, dari himpunan letih ibu yang selalu bekerja keras tanpa pamrih untuk merawatku hingga ku dewasa.
Ingin rasanya kuminum air keringat ibu, kuseduh dengan satu sendok kopi agar kurasakan bagaimana pahitnya perjuangan ibu bercampur dengan pahitnya kopi panas yang sebenarnya tidak seberapa pahit itu.
Aku kenal aroma tubuh ini.
Ini adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya. Aroma yang membuatku menangis sampai saat ini jika mengingatnya. Mengingat betapa getirnya perjuangannya, mengingat betapa letihnya ia, dan mengingat bahwa sampai saat ini, sampai detik ini aku belum mampu membalasnya.
Aku kenal aroma tubuh ini.
Ini adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya.
Habis sudah kata-kataku untuk melukiskannya, menetes sudah air mataku karena teringat kepadanya. Tapi satu kata penutup untuk mengakhiri sajakku malam ini, yang ingin kukatakan pada ibu, dan tidak dusta aku mengatakannya.
Dengan lantang dan jujur aku katakan kalau

Aku sayang ibu.

0 komentar:

Posting Komentar