Ini
adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya. Aroma tubuh yang selalu
merawatku sedari aku kecil dulu, yang selalu mendekapku, memberiku rasa nyaman
dan aman, dan selalu menjagaku serta melindungiku dari apapun yang mungkin bisa
saja mencelakaiku dimasa kecilku.
Aku
kenal aroma tubuh ini.
Ini
adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya. Aroma tubuh perempuan
yang selalu kurasakan kehangatannya, aroma yang selalu kurasakan kelembutannya,
aroma yang selalu kurasakan belas kasihnya, dan aroma yang selalu menenangkan
hatiku dimasa kecilku.
Aku
kenal aroma tubuh ini.
Ini
adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya. Perempuan yang sangat
kucintai sepenuh hati, perempuan yang kujaga hatinya dan sangat kujaga agar
tidak pernah terluka, menangis, kecewa atau pun merana karena semua khilafku,
kesalahanku, dan perbuatanku. Meskipun terkadang aku pernah membuatnya marah
dan kesal.
Tapi
tak sekalipun aku bermaksud untuk itu, untuk dengan sengaja menghancurkan
hatinya dan melukainya. Karena dialah perempuan yang ingin kulihat senyumnya.
Karena
dialah aku sekarang berkerja keras, karena dialah aku sekarang bermandikan
peluh, dan karena dialah sekarang aku menjadi dewasa.
Aku
ingin sedikit saja membayar apa yang pernah dia berikan kepadaku, apa yang
pernah dia sumbangkan untukku, dan apa yang pernah lakukan kepadaku. Walaupun
aku tahu, aku tidak mampu melakukannya untuk membalasnya meskipun hanya sebesar
debu dari sekumpulan debu yang terbuang.
Aku
kenal aroma tubuh ini.
Ini
adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya. Aku sangat mengenalnya,
sungguh aku sangat sangat mengenalnya. Ini adalah aroma peluh yang kuhirup
setiap hari, dari himpunan letih ibu yang selalu bekerja keras tanpa pamrih untuk
merawatku hingga ku dewasa.
Ingin
rasanya kuminum air keringat ibu, kuseduh dengan satu sendok kopi agar
kurasakan bagaimana pahitnya perjuangan ibu bercampur dengan pahitnya kopi
panas yang sebenarnya tidak seberapa pahit itu.
Aku
kenal aroma tubuh ini.
Ini
adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya. Aroma yang membuatku
menangis sampai saat ini jika mengingatnya. Mengingat betapa getirnya
perjuangannya, mengingat betapa letihnya ia, dan mengingat bahwa sampai saat
ini, sampai detik ini aku belum mampu membalasnya.
Aku
kenal aroma tubuh ini.
Ini
adalah aroma tubuh ibu, mana mungkin aku melupakannya.
Habis
sudah kata-kataku untuk melukiskannya, menetes sudah air mataku karena teringat
kepadanya. Tapi satu kata penutup untuk mengakhiri sajakku malam ini, yang
ingin kukatakan pada ibu, dan tidak dusta aku mengatakannya.
Dengan
lantang dan jujur aku katakan kalau
Aku
sayang ibu.

0 komentar:
Posting Komentar