Gemetar
tubuhku ketika mendengar cerita tentangmu, ingin mulutku teriakan sebuah
teriakan yang mampu menenangkan hatiku tapi hanya air mata yang bisa kukeluarkan
bukan suara.
Hancur
hatiku mendengar cerita tentangmu, tentang dirimu yang akan menjadi milik orang
lain. Hapus sudah harapanku untuk bertemu denganmu, untuk berbincang denganmu,
dan untuk menghabiskan waktuku denganmu.
Memang
benar kata orang, tak ada cinta yang manis ternyata.
Orang
yang percaya kalau cinta itu manis adalah orang yang bodoh katanya, dan kali
ini pun akau tak bisa menggugatnya. Bukan karena aku setuju, tapi karena aku
telah merasakannya.
Ini tangisku
Ini air mataku
Sungguh
malang nasibku ditahun ini, banyak benar pengalaman hidup yang pahit yang
kukecap, bahkan belum sampai tiga perempat tahun ini sudah berjalan tapi sudah
banyak air mata yang aku keluarkan. Seakan tawa yang keluar saat tahun baru itu
hanya mimpi belaka, yang hilang dengan cepat seperti asap tertiup angin
kencang.
Banyak
sebenarnya yang ingin kuceritakan tentang kemalanganku, apa yang aku rasakan
dalam hatiku. Tapi begitu tanganku ingin bergerak mencurahkannya maka hilang
semua itu, berganti dengan air mata yang berderai jatuh dan tak tertahankan.
Banyak
sudah kehilangan yang aku rasakan, tapi kali ini aku merasa beda. Ini lebih
sakit dari kehilangan-kehilangan yang pernah aku rasakan sebelumnya, bahkan
lebih sakit dan pedih lagi.
Walaupun
aku belum pernah merasakan pedihnya azab neraka, atapi aku yakin kepedihanku
ini bisa melebihi azab terpedih neraka sekalipun. Karena pedih ini akan kekal
terasa selama aku masih bernafas, selama aku masih bernyawa, selama aku masih
punya hati, dan selama aku masih mampu mengingat kau yang menjadi sumber
kepedihan itu.
Kau
yang pernah mampu menghidupkan pengharapanku akan bertahan hidup ini, kau yang
pernah mampu menciptakan kembali mimpi-mimpiku dahulu yang pernah hilang, kau
yang mengajarkan aku untuk bermimpi lebih jauh, tapi kau pulalah yang sanggup
membuatku merasa menjadi manusia termalang yang pernah Tuhan ciptakan didunia.
Sungguh
besar asaku padamu sebelum ini, tapi telah kau putuskan dengan sekejap mata
memandang.
Dari
hati yang sudah merasakan kecewa ini.


0 komentar:
Posting Komentar