Demi waktu yang berjalan perlahan,
membawa angan serta kenangan serta menyembunyikan jawaban.
Awalnya
kumerasa kau lah yang pergi itu, tetapi ternyata tidak. Kita hanya berdiam diri
ditempat kita masing-masing tapi ternyata waktulah yang membawa kita berjauhan
sehingga tak lagi saling terlihat satu sama lain. Kita salah, kita sama-sama
diam saat waktu mulai bergerak. Baiknya kita saling mendekat ketika waktu
membawa kita agar terlihat berjauhan, bukannya saling menuruti keinginan sang
waktu dalam diam.
Sungguh
menyakitkan bukan ??
Berpisah
tanpa bisa saling mengucapkan salam perpisahan satu sama lain seperti
orang-orang pada umumnya. Berpisah tanpa bisa saling berpelukan satu sama lain
untuk saling menguatkan hati seperti orang lain pada umumnya. Berpisah tanpa
pernah bisa saling menyeka air mata yang menetes karena perpisahan ini seperti
mereka pada umumnya. Dan berpisah tanpa pernah bisa mengetahui isi hati
masing-masing.
Memang
benar, apalah artinya sebuah salam perpisahan.
Apalah
artinya sebuah salam perpisahan yang hanya menyisakan pilu dan sakit yang
menyayat hati. Akan lebih baik tidak ada pertemuan terakhir dalam perpisahan
jika itu yang kita dapat, akan lebih baik kalau kita berpisah dalam diam
seperti ini.
Itu
katamu.
Tapi
tidak dengan menurutku.
Ada
yang lebih kejam dari sakitnya pilu karena pertemuan terakhir sebelum
perpisahan.
Kau
tahu itu apa ??
Itu
adalah sebuah tanda tanya yang tersisa dalam hati pada saat perpisahan.
Sebuah
tanda tanya yang akan membuatmu merasakan penyesalan seumur hidupmu, yang akan
mengejar pikiranmu sampai akhir hayatmu, dan yang akan membuat mu mati
penasaran sampai pada liang lahatmu.
Kita
semua pasti ingin tahu apa jawabannya.
Karena semua kata dengan tanda tanya
diujungnya pasti memiliki kata dengan tanda seru diujungnya sebagai dari
jawabannya.
Tidak
ada yang tidak ada jawabannya didunia ini, semuanya pasti ada. Asalkan kita
ingin mencari dan berusaha keras untuk mencari. Bukan malah lari dari
persoalan.
Biar waktu yang akan menjawabnya.
Itu
katamu.
Tapi
tidak kataku.
Bukankah
pernah kuteriakkan padamu ??
Beri
aku jawabannya meski itu tidak selalu seperti harapanku.
Tapi
kau malah tersenyum, yang menurutku itu bukan sebuah jawaban. Entah karena aku
bukan ahli dalam menerjemahkan senyum atau aku yang terlalu bodoh karena hanya
butuh jawaban dalam kata.
Waktu
tidak akan pernah bisa menjawab sebuah pertanyaan yang mudah sekalipun jikalau
kita hanya diam. Kau berikan soal mate-matika sederhana seperti 1+1 pun jika
kau hanya diam waktu tidak akan pernah bisa menjawabnya. Seperti hanya
perkataan yang sering kau katakan kepadaku jika aku bertanya tentang maksudmu.
Tanyakan pada rumput yang bergoyang.
Tidak
masuk akal menurutku, semua sia-sia. Sungguh suatu perbuatan yang sia-sia,
karena rumput tidak akan pernah bisa menjawab pertanyaanku itu. Dia hanya bisa
bergoyang, itupun jika dia tertiup angin.
Tapi
sudah lah.
Senja
kala sudah muncul, perpisahan sudah menjelang. Kita akan pulang kerumah
masing-masing. Mungkin nanti jika ada hari esok, berikan aku jawabannya.
-Dari
hati yang menunggu jawaban-

0 komentar:
Posting Komentar