Selasa, 08 September 2015

Pagi Dan Senja


Coba sejenak kau berhenti dari sibukmu, cobalah sejenak kau berhenti dari apa yang membuatmu terus bergerak itu. Nikmatilah pagi ini, nikmatilah sinar mentari ini, nikmatilah udara sejuk ini, dan nikmatilah embun pagi yang masih melayang-layang diudara ini dengan tenang.
Tuangkan segelas kopi hangatmu untuk menemanimu. Coba kau hirup perlahan, kau rasakan aroma yang keluar dari asap yang membumbung keangkasa mencampur baur dengan udara pagi ini dari dalam secangkir kopi yang kau seduh dan aduk secara perlahan. Tak perlulah kau tambah gula, karena kehidupan ini lebih manis daripada gula adanya.
Tapi awas..
Jangan terlalu banyak kau seduh kopimu dengan kehidupan ini, karena laksana sebuah sari manis yang hanya dengan takaran yang pas bisa menimbulkan rasa manis. Tapi jika sudah banyak kau tambahkan maka akan timbul rasa pahit.
Begitulah kehidupan adanya...
Pandai kitalah harus menakar porsinya, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit. Jika terlalu sedikit akan terasa hambar hidup ini, tapi jika kebanyakan akan terasa pahit mencekat tenggorokan.
Ucapkan selamat pagi kepada hidup. Karena mungkin esok hari kau bisa saja tidak bertemu dengan pagi.
Maka nikmatilah pagi ini selagi sempat. Senyapkan pikiranmu dari apa yang membuat bisingnya dunia ini. Karena pagi adalah sebuah awal dari hari, maka awalilah dengan sebuah ketenangan bukan mengawalinya dengan kesibukan ataupun kepanikan. Bukankah tidak ada waktu seindah pagi ?? Bahkan Tuhan pun mengakuinya dengan pernah berkata ‘Demi sebuah pagi....’
Itu kerana pagi itu menenangkan..
Banyak orang yang beranggapan kalau senja itu indah dan selalu saja memuja senja dengan pesona kuning kemerah-merahannya dan matahari tenggelamnya.
Apa benar begitu ??, bisikku dalam hati.
Kalian yang memuja senja dan sangat tercandu oleh pesona senja adalah kalian yang mungkin saja tidak pernah sempat melihat indahnya pagi. Kalian tidak pernah melihat indahnya langit pagi, kataku sambil tersenyum. Kalian tidak pernah melihat indahnya langit diufuk timur yang kuning kemerah-merahan berpadu dengan warna biru gelap sehingga menjelma menjadi warna violet yang agung. Itu perkiraanku.
Kenapa begitu ??
Karena kalian mungkin terlalu sibuk diawal pagi, menurutku. Atau kalian terlalu sibuk terbuai oleh mimpi ketika itu.

Aku pemuja pagi dan kalian pemuja senja.
Kita bisa saja berbeda pendapat dan aku boleh saja membela pagi sedangkan kalian membela senja. Tapi menurutku pagi itu lebih indah dibandingkan senja.
Pagi itu diibaratkan masa muda sedangkan senja itu adalah hari tua. Dipagi hari kalian sibuk untuk mempersiapkan hari kalian tanpa pernah bisa menikmati pagi kalian sendiri dan menikmati senja kalian dihari nanti, itupun kalau kalian bertemu dengan senja. Sedangkan aku lebih memilih menikmati pagi dengan sebaik-baiknya dan baru memulai hari setelah pagi berganti siang. Sehingga jikaku tak bisa bertemu dengan senjaku maka aku hidup tanpa ada penyesalan. Sebab kita ingin sebuah kehidupan, sebuah hidup yang tanpa ada sebuah penyesalan didalamnya.
Jika, Tuhan mengizinkanku bertemu dengan senjaku, maka aku akan bersama kalian dan disamping kalian untuk menikmati senja bersama-sama tanpa ada penyesalan karena telah melewatkan pagiku dengan sia-sia, tanpa harus menyesal karena telah memilih bersibuk diri dipagi hari dibandingkan menikmati pagi dahulu baru menyibukkan diri pada saatnya.

Nikmati waktu yang diberikan, itu menurutku. Dan jalani apa yang suda berjalan, ikuti apa yang telah tersurat jika kalian percaya takdir Tuhan. Usaha adalah sebuah cara agar kita tetap berada dijalur takdir Tuhan menurutku, dan tidak bisa mengubah takdir. Karena takdir adalah hal yang sudah tersurat dan kita setujui sebelum kita lahir, jadi mustahil jika kita ingin mengingkarinya.
Ini adalah cerita tentang pagi bukan tentang senja.
Jadi ini berkisah tentang sejuknya awal hari, dan bukan tentang perkara tentang melihat senjakala matahari terbenam sambil memikirkan penyesalan tentang apa yang telah kita perbuat sepanjang hari.
Aku suka pagi, karena hanya pada pagi hari kita hidup tanpa ada penyesalan, karena dipagi harilah kita bisa memulai dan mengkhayalkan hari kita seperti apa yang kita inginkan.
Sedangkan senja.
Kenapa senja dibuat indah hanya dengan jika kita menatap matahari tenggelam ??
Karena senja adalah tempat sebuah perenungan, sebuah perenungan dimana kita bisa memikirkan kembali apa yang telah kita lakukan sepanjang hari ini. Tapi banyak yang salah menganalogikan tentang senja. Banyak yang beranggapan senja adalah saat yang baik untuk mencucurkan air mata penyesalan, sehingga banyak puisi menyayat hati yang bercerita tentang sebuah penyesalan dibuat dengan bertemakan senja dan terinspirasikan oleh senja.
Sedangkan pagi, adalah waktu dimana puisi semangat terbuat tempat kata-kata optimis terucap dan tempat dimana kita bisa lebih bersemangat.

Aku suka pagi, tapi aku tidak membenci senja. Karena aku ingin hidup dimulai dengan pagi dan berakhir setelah senja.

0 komentar:

Posting Komentar