Coba
sejenak kau berhenti dari sibukmu, cobalah sejenak kau berhenti dari apa yang
membuatmu terus bergerak itu. Nikmatilah pagi ini, nikmatilah sinar mentari
ini, nikmatilah udara sejuk ini, dan nikmatilah embun pagi yang masih
melayang-layang diudara ini dengan tenang.
Tuangkan
segelas kopi hangatmu untuk menemanimu. Coba kau hirup perlahan, kau rasakan
aroma yang keluar dari asap yang membumbung keangkasa mencampur baur dengan
udara pagi ini dari dalam secangkir kopi yang kau seduh dan aduk secara
perlahan. Tak perlulah kau tambah gula, karena kehidupan ini lebih manis
daripada gula adanya.
Tapi
awas..
Jangan
terlalu banyak kau seduh kopimu dengan kehidupan ini, karena laksana sebuah
sari manis yang hanya dengan takaran yang pas bisa menimbulkan rasa manis. Tapi
jika sudah banyak kau tambahkan maka akan timbul rasa pahit.
Begitulah
kehidupan adanya...
Pandai
kitalah harus menakar porsinya, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu
sedikit. Jika terlalu sedikit akan terasa hambar hidup ini, tapi jika
kebanyakan akan terasa pahit mencekat tenggorokan.
Ucapkan
selamat pagi kepada hidup. Karena mungkin esok hari kau bisa saja tidak bertemu
dengan pagi.
Maka
nikmatilah pagi ini selagi sempat. Senyapkan pikiranmu dari apa yang membuat
bisingnya dunia ini. Karena pagi adalah sebuah awal dari hari, maka awalilah
dengan sebuah ketenangan bukan mengawalinya dengan kesibukan ataupun kepanikan.
Bukankah tidak ada waktu seindah pagi ?? Bahkan Tuhan pun mengakuinya dengan
pernah berkata ‘Demi sebuah pagi....’
Itu
kerana pagi itu menenangkan..
Banyak
orang yang beranggapan kalau senja itu indah dan selalu saja memuja senja
dengan pesona kuning kemerah-merahannya dan matahari tenggelamnya.
Apa benar
begitu ??, bisikku dalam hati.
Kalian
yang memuja senja dan sangat tercandu oleh pesona senja adalah kalian yang
mungkin saja tidak pernah sempat melihat indahnya pagi. Kalian tidak pernah
melihat indahnya langit pagi, kataku sambil tersenyum. Kalian tidak pernah
melihat indahnya langit diufuk timur yang kuning kemerah-merahan berpadu dengan
warna biru gelap sehingga menjelma menjadi warna violet yang agung. Itu
perkiraanku.
Kenapa
begitu ??
Karena
kalian mungkin terlalu sibuk diawal pagi, menurutku. Atau kalian terlalu sibuk
terbuai oleh mimpi ketika itu.
Aku
pemuja pagi dan kalian pemuja senja.
Kita bisa
saja berbeda pendapat dan aku boleh saja membela pagi sedangkan kalian membela
senja. Tapi menurutku pagi itu lebih indah dibandingkan senja.
Pagi itu
diibaratkan masa muda sedangkan senja itu adalah hari tua. Dipagi hari kalian
sibuk untuk mempersiapkan hari kalian tanpa pernah bisa menikmati pagi kalian
sendiri dan menikmati senja kalian dihari nanti, itupun kalau kalian bertemu
dengan senja. Sedangkan aku lebih memilih menikmati pagi dengan sebaik-baiknya
dan baru memulai hari setelah pagi berganti siang. Sehingga jikaku tak bisa
bertemu dengan senjaku maka aku hidup tanpa ada penyesalan. Sebab kita ingin
sebuah kehidupan, sebuah hidup yang tanpa ada sebuah penyesalan didalamnya.
Jika,
Tuhan mengizinkanku bertemu dengan senjaku, maka aku akan bersama kalian dan
disamping kalian untuk menikmati senja bersama-sama tanpa ada penyesalan karena
telah melewatkan pagiku dengan sia-sia, tanpa harus menyesal karena telah
memilih bersibuk diri dipagi hari dibandingkan menikmati pagi dahulu baru
menyibukkan diri pada saatnya.
Nikmati
waktu yang diberikan, itu menurutku. Dan jalani apa yang suda berjalan, ikuti
apa yang telah tersurat jika kalian percaya takdir Tuhan. Usaha adalah sebuah
cara agar kita tetap berada dijalur takdir Tuhan menurutku, dan tidak bisa
mengubah takdir. Karena takdir adalah hal yang sudah tersurat dan kita setujui
sebelum kita lahir, jadi mustahil jika kita ingin mengingkarinya.
Ini
adalah cerita tentang pagi bukan tentang senja.
Jadi ini
berkisah tentang sejuknya awal hari, dan bukan tentang perkara tentang melihat
senjakala matahari terbenam sambil memikirkan penyesalan tentang apa yang telah
kita perbuat sepanjang hari.
Aku suka
pagi, karena hanya pada pagi hari kita hidup tanpa ada penyesalan, karena dipagi
harilah kita bisa memulai dan mengkhayalkan hari kita seperti apa yang kita
inginkan.
Sedangkan
senja.
Kenapa
senja dibuat indah hanya dengan jika kita menatap matahari tenggelam ??
Karena
senja adalah tempat sebuah perenungan, sebuah perenungan dimana kita bisa
memikirkan kembali apa yang telah kita lakukan sepanjang hari ini. Tapi banyak
yang salah menganalogikan tentang senja. Banyak yang beranggapan senja adalah
saat yang baik untuk mencucurkan air mata penyesalan, sehingga banyak puisi
menyayat hati yang bercerita tentang sebuah penyesalan dibuat dengan bertemakan
senja dan terinspirasikan oleh senja.
Sedangkan
pagi, adalah waktu dimana puisi semangat terbuat tempat kata-kata optimis
terucap dan tempat dimana kita bisa lebih bersemangat.
Aku suka pagi,
tapi aku tidak membenci senja. Karena aku ingin hidup dimulai dengan pagi dan
berakhir setelah senja.




0 komentar:
Posting Komentar