Senin, 21 September 2015

My Power That I Call Name Friends


Pernah aku berfikir kalau aku tanpa kalian, berjalan diatas bumi ini sendiri dengan kedua kakiku yang kukira cukup kuat untuk mengantarkan aku ketempat tujuanku. Tapi ternyata tak dinyanya, aku salah, benar-benar salah. Kedua kaki ini belum cukup mampu untuk melangkah jauh, karena ada kalanya mereka merasa letih dan ingin berhenti. Disaat itu biasanya kalian muncul, memberi sebuah kekuatan yang entah dari mana datangnya keluar dari dalam diri ini.
Membuat sang kaki yang telah enggan untuk melanjutkan langkah menjadi ingin terus melangkah sampai pada langkah terakhirnya, menarik habis semua kemampuannya sampai batas yang membuat aku nyaris tak percaya jika tak kurasakan sendiri. Sebuah kekuatan yang tidak akan pernah ada jika kalian tak hadir.
Pernah aku sekali berfikir kalau aku bisa tanpa kalian. Hidup sendiri dengan mandiri, percaya dengan kemampuan diri ini. Ternyata aku keliru, kemampuanku yang tanpa batas pun ada batasnya, dan kalian saat itu hadir memberi kekuatan untuk menutupi kekuranganku. Sebuah kekurangan yang pada akhirnya kutemukan jika tanpa kalian.
Ironis sekali.
Sekarang aku hidup tanpa kalian, mencoba, dan berusaha tanpa kalian. Sebab ini dunia, karena adakalanya sebuah pertemuan akan menemukan perpisahan.
Diujung jalan bercabang kita berpisah, memilih jalan hidup masing-masing. Aku tahu ini akan terjadi, tapi tak kusangka akan secepat ini. Aku tahu ini akan terjadi, tapi tak kusangka aku akan seterpuruk ini.
Kalianlah yang mampu membuatku tangguh bagaikan singa ditengah padang sabana yang luas, dan kalian jugalah yang mampu membuatku menjadi seperti seekor keledai yang merasa kebingungan menghadapi sebuah perangkap pemburu. Tak pernah aku duga kalau sehebat ini aku terpuruk tanpa kalian, tapi untuk menceritakan ini kepada kalian aku terlalu malu.. malu sekali.
Kalian bisa tanpa aku tapi aku tak bisa tanpa kalian.
Sebuah kenyataan yang ironis bukan ??
Bahkan jangan untuk menghadapi dunia, untuk melangkahpun aku serasa mati akal. Keraguan selalu datang karena kalian sang penangkalnya telah hilang. Ironis sekali, benar-benar ironis.
Aku candu akan kalian, candu sekali. Bahkan sampai sekarangpun aku sedang merasakan bagaimananya rasa sakau itu mulai menggerogoti tubuh ini, ingin kuteriakkan kalau aku butuh kalian. Tapi apa kalian akan mendengar dan datang kemudian berkata kami akan membantumu ??


0 komentar:

Posting Komentar