Kamis, 30 Juli 2015

Sebuah Cerita Dari Rakyat Yang Sadar Diri

Ini adalah sebuah cerita dari gue, seorang rakyat yang sadar diri. Sadar diri akan apa yang gue miliki dan apa yang mereka miliki.
Ini tahun 2015, sudah lima tahun sejak pilkada serentak di Indonesia tahun 2010 silam. Itu artinya sudah saatnya daerah-daerah untuk memilih lagi dan menentukan siapa yang akan memimpin mereka dalam satu periode lima tahun kedepan.

Selasa, 28 Juli 2015.
Adalah hari terakhir pendaftaran calon pemimpin-pemimpin untuk masa lima tahun kedepan. Perlahan tapi pasti perang urat syarafpun dimulai, dalam tensi yang semakin menanjak seperti layaknya speed kendaraan yang di gas dengan perlahan.
Black campaign dan False Flag Operation mulai beredar.

Isu-isu, kabar-kabar, dan berita-berita yang entah mungkin benar atau tidak, fakta atau gosip mulai bermunculan untuk melemah kan atau mungkin menguatkan sang pelempar isu atau yang diisukan. Banyak yang merasa difitnah oleh orang lain atau mungkin dia sendiri yang memfitnah diri sendiri agar terlihat menyedihkan dan mendapat simpati dari rakyat.
Disinilah kecerdasan rakyat yang memilih diuji. Apakah mereka akan memulai pembodohan terhadap mereka saat mereka (masih) sedang berkuasa atau saat mereka kekuasaannya dirampas oleh para pembohong tadi.
Terus terang sejak memiliki hak pilih sejak 6 tahun yang lalu, gue tidak begitu benar-benar menggunakan hak pilih dengan sebenar-benarnya. Mulai dari pemilihan anggota legislatif, kepala daerah tingkat II, kepala daerah tingkat I, dan sampai pemilihan presidenpun gue tetap gak menggunakan hak pili gue dengan baik dan benar.
Gue cuman datang ke TPS bawa pena, ambil kertas suara, masuk kebilik suara, liatin semua gambar calon, merenung (mikirin mantan), terus keluar bilik, masukin kertas suara kekotak suara, dan terakhir celupkan kelingking ketinta kemudian pulang dan selfie sambil tunjukin jari kelingking yang udah kecelup tinta kayak anak-anak alay (ini gue lakuin biar gue gak terasingkan dari pergaulan dan dibully, karena mayoritas lingkungan gue itu anak alay #Perih).

Gue gak pernah memilih, mencoblos, ataupun mencontreng siapapun, karena gue termasuk golongan putih (Golput) #Bangga.

Berarti lo gak cinta dengan daerah dan negara ini, karena lo gak ikut andil dalam menentukan masa depannya selama lima tahun kedepan ??
Bukan, lo salah kalo nilai begitu ke gue. Ini semua bukan karena gue gak cinta sama negera dan daerah gue, tapi gue gak mau ikut-ikutan merusak bangsa dan daerah gue ini dengan ikutan memilih mereka yang salah. Tapi yah, show must go on. Mau ada ataupun tanpa gue, mereka yang kepilih tetaplah dilantik dan melenggang maju, karena negara ini adalah negara yang demokratis (katanya) tidak mengikuti suara terkecil tapi menghargai seberapa kecil suara yang ada.
Gue adalah orang yang gak akan protes kalau dinegara ini banyak korupto, gue gak bakalan protes kalau pemimpin yang terpilih ternyata ingkar janji, gue gak bakalan protes kalau misalnya pejabat itu kaya, pegawai itu kaya. Gue gak secengeng itu jadi rakyat.
Gue ini rakyat yang sadar diri.
Gue gak bakalan marah dengan para koruptor yang tertangkap, gue gak bakalan benci sama mereka. Ini bukan berarti gue setuju dengan mereka, tapi lebih karena gue ini sadar diri. Karena apa gue sadar diri ??

Yang pertama gue ngerasa itu hak mereka buat korupsi, karena mereka bisa dan unya kesempatan buat korupsi. Kita ini yang teriak-teriak menghujat mereka yang korupsi itu menurut gue adalah orang yang iri karena kita gak punya kesempatan buat itu, toh kalo kita punya kesempatan juga bakalan ALLAHUALAM BISAWAB. Ambil contoh terkecilnya saja kita coba, seorang pencuri itu gak bakalan masuk dan mencuri kerumah kita kalau kita ini tidak lengah, ceroboh, tidak lupa mengunci pintu, dan tidak bodoh untuk menjaga harta kita serta percaya kepada orang lain. Begitulah dengan korupsi, akui saja kita semua ini bodoh, kalau kita tidak bodoh kita tidak akan pernah mempercayakan harta kita pada parah pencuri itu tadi (koruptor).
Kenapa gue bilang kita bodoh ??
Coba kalian pikir orang bodoh mana yang dengan suka rela dan percaya begitu saja menyerahkan kunci ruangan mereka yang berisi uang dan harta yang berlimpah (negara ini) kepada mereka yang tidak kita kenal atau meski kita kenal dia itu pencuri (koruptor) tapi tetap percaya, orang bodoh mana ?? jawabnya adalah orang gila yang bodoh. Sebab butuh keahlian yang super duper bodoh untuk melakukan hal itu.
Kita sudah tahu kalau dia koruptor dia itu ternyata sudah tidak baik lagi hatinya pikirannya dan semua yang ada didalam dirinya, tapi ternyata tetap saja masih kita percaya untuk menjaga negara ini (harta kita). Dan saat kita telah kecurian maka kita akan menyumpah serapah merekah, gue bilang, ‘Itu salah kalian !!’. Kalau kita tidak bodoh maka semua itu tidak akan terjadi.
Memang orang yang pintar dinegara ini sangat sedikit dibandingkan orang yang bodoh, jadi mau sekeras apapun orang pintar menahannya tetap kalah suara dinegara yang demokratis ini.
Yang kedua gue gak bakalan protes kalau pejabat dan pegawai negeri yang nakal (dalam tanda kutip) itu kaya-kaya. Karena gue sadar diri, mereka juga sudah memiliki modal yang lebih untuk dikeluarkan dibandingkan kita yang bodoh dan miskin ini.
Kenapa gue bilang begitu ??
Coba kalian lihat rahasia umum saat ini, dimana orang yang ingin menjadi pejabat dan menjadi pegawai harus rela-rela menjual tanah kebun, warisan leluhur mereka, dan uang ratusan juta untuk bisa mendapatkan posisi kita. Sedangkan kita apa ?? kita hanya berkata.
‘Ketimbang gue ngeluarin uang yang banyak buat nyogok dan menyuap medingan uang itu gue jadiin modal buka usaha atau beli kebun yang luas’
Subhanallah, mulia sekali pikiran kita. Sungguh bersih sekali hati kita.
Tapi kita lupa apa yang kita bilang tadi yang ‘kalau ada uang buat nyogok gue lebih baik buat yang lain’. Itu secara tidak langsung adalah do’a kita ke Tuhan kita masing-masing jika diberi rejeki oleh Nya.
Jadi jangan pernah menghujat para pejabat yang korupsi atau pegawai yang nakal dan mereka kemudian kaya, karena mungkin do’a mereka yang (mungkin) ‘Jika aku lulus jadi pejabat atau pegawai, maka aku akan korupsi untuk mengembalikan modal yang telah aku keluarkan dan memperkaya diri sendiri’- itu sudah dijamah oleh Tuhan. Do’a kita semua dijamah oleh Tuhan (mungkin), walaupun do’a kita berbeda, karena Tuhan maha tidak pernah membedakan umatnya.

Jadi jika kalian menghujat mereka yang korupsi karena sudah mendapat jabatan (yang didapat karena suap) maka itu sama dengan kalian menghujat rizki Tuhan yang Tuhan berikan karena mereka rajin berdo’a. Rizki orang ada jalannya masing-masing.
Kita itu hanya iri kalo gue rasa, sebab gue ngerasa mereka yang menghujat dan mereka yang dihujat belum tentu akan berbeda pikiran ketika dihadapkan dengan hal yang sama.
Jadi itulah kenapa gue gak bakalan protes dengan apa yang terjadi sekarang ini dinegeri ini. Karena menurut gue teriak-teriak tidak setuju dengan apa yang mereka (penjahat negara) itu tidak ada gunanya, hanya akan menghabiskan tenaga. Seperti mahasiswa yang sering teriak-teriak demo kekantor-kantor.

Menurut gue kalau kita mau merubah bangsa ini, kita baiknya diam saja tidak perlu berkoar-kora ikut berdemo dan teriak-teriak buat bilang 'Say No To Korupsi', gak ada gunanya. Tapi dibalik diam kita itu kita simpan sebuah tekad dan dendam kepada negeri ini untuk mengkudetanya dalam arti lain, kita kudeta negeri ini dengan mengkudeta mereka yang jahat telah mencuri harta kita ini. Kita gantikan mereka menjadi pejabat ditempat mereka saat ini suatu hari nanti dengan niat dan sifat yang masih seperti sekarang ini yaitu ingin benar-benar tulus membangun harta kita ini, tidak berubah berevolusi terjangkiti keinginan kotor yang sama seperti yang para penjahat itu pikirkan saat ini kepada bangsa ini.

Karena dengan hanya begitu kita bisa merubah negeri ini, hanya itu.
Tidak dengan menggantungkan negeri ini pada orang lain yang tidak kita kenal, tidak pula dengan berkoar-koar didepan gedung yang dijaga ketat oleh aparat keamanan.
Tapi bisakah itu kita lakukan ??
Gue rasa itu tidak, karena apa yang kalian pikirkan saat ini dan ideologi kalian yang menggebu-gebu itu akan habis dan hilang tergerus waktu dan pikiran yang merasa kalau itu tidak realistis.
Kehidupan dunia nyata yang baru dirasakan ini akan mungkin mengubah kita.
Banyak dari mereka yang gue temui telah berubah dari jalannya yang semula, yang awalnya menggebu-gebu seakan dia lah yang benar dan merekalah yang salah dan kitalah yang akan menciptakan perubahan ini.
Revolusi tidak didapat dengan sekejap waktu, tidak cukup dengan orasi, butuh waktu bertahun-tahun untuk itu. Amerika yang kuat dan besar itu tidak dibangun dengan waktu semalam, butuh darah perjuangan dan tekad untuk sampai pada masa sekarang.
Revolusi yang mereka (para Orator muda) itu sering gebu-gebukan saat dahulu, tidak muncul yang muncul hanya revolusi pada diri mereka sendiri. Tuntutan zaman membuat mereka berevolusi dari diri mereka yang dulu, entah apa itu pengalaman atau perkembangan pikiran tapi yang jelas itulah yang membuat gue ingin tertawa setiap bertemu dengan pendemo dan para anak muda yang (sok) idealis memikirkan kemajuan bangsa yang teriak-teriak menyumpahi para pencuri-pencuri itu. sebab tidak banyak mereka yang berbuat seperti itu akan tertahan, sebab kemajuan jaman dan tuntutan dunia menghabisi mereka yang tetap bertahan.
Sadar dirilah kita ini, tidak perlu menyumpahi mereka karena masa depan siapa yang tahu. Akal dan pikiran ini tidak bisa ditebak apa yang akan mempengaruhinya. Coba renungi kenapa kita menyumpah pada mereka, apa karena kita tidak senang pada mereka karena ideologi kita yang bertentangan dengan sikap mereka atau kita hanya dengki melihat mereka bisa melakukan lebih banyak sedangkan kita hanya menonton.
Memang tidak ada yang bisa dirubah dari golput kalo menurut gue, tapi setidaknya itu bisa melepaskan lo dari sifat munafik. Dari yang awalnya memuji-muji jadi mencaci maki jika orang yang kita pilih atauh bahkan tidak kita pilih berbuat salah.
Apa yang mereka rugikan dari kita saat para pencuri itu mencuri uang negara, sedangkan kita sendiri tidak punya andil memberi sumbangan kepada negara (membayas pajak). Adalah aneh jika kita pribadi melihat seorang yang menangis terisak isak melihat kotak amal dimasjid itu dicuri orang.
Karena sebenarnya kita tidak akan pernah menangis terisak-isak jika kotak amal masjid kemalingan karena tidak pernah sedikitpun uang kita ada didalam sana. Tapi kita akan mengganas melebihi ganasnya sang pemilik masjid untuk menghukumi pelakunya jika ada yang ketahuan mencuri kotak amal meskipun kita tak pernah memasukkan uang kedalam kotak amal itu.
Kita ini memang kuat dalam (ikut-ikutan) menghakimi seseorang yang berbuat slah seakan-akan kita tidak pernah berbuat kesalahan dan berandil dalam kesalahan mereka yang kita hakimi itu.
‘Kita pantas menghakimi mereka, karena mereka telah mencederai hati kita yang memilihnya dan mempercayainya’, katamu.
‘Tapi itu semua karena kebodohan kalian yang telah memilih dia’,kataku.
Sebab mereka tidak akan pernah berkesempatan untuk korupsi jika tidak terpilih. Mereka tidak akan punya kesempatan untuk korupsi jika kalian tidak luluh dan membuang serta menjual harga diri kalian hanya karena uang dan iming-iming kalau mereka saudara kalian atau satu suku dengan kalian.
Mereka yang serakah adalah mereka yang ingin apa yang mereka beri kepada kita akan mereka dapat puluhan kali lipat dari kita, dan mereka yang bijaksana adalah mereka yang tidak pernah mengangkat etnis, suku, dan agama tapi mengangkat bangsa. #Logic

Sekian cerita dari saya, seorang rakyat yang peduli negeri ini tapi sadar diri.



Cinta Yang (Dulu) Terlewatkan

           Oh dia sudah berubah sekarang, dia berbeda sekali saat terakhir kali kami bertemu, dan dia benar-benar berbeda sekali dari terakhir aku pergi meninggalkan dia karena masih mengejar dia (yang lain). Dia sekarang lebih dari yang dahulu, dia sekarang lebih indah dari yang dahulu, dan dia sekarang membuka mata ini lebih jauh.
Kenapa aku tidak bisa menemukannya dahulu ??
Padahal dia ada didekatku sangat dekat dengan ku sedekat dahi ini dengan sajadah saat bersujud, sedekat hembusan pertama udara ketika bernafas, dan sedekat akar dengan tanah. Padahal dia ada disekitarku, disekelilingku,diantara langkah-langkahku. Padahal dia ada bersamaku, melihatku, tersenyum padaku.
Tapi aku tidak bisa merasakannya, melihatnya, dan mendengar suara detak jantungnya.
Apa yang terjadi padaku ??
Mata ku terlalu buta saat itu tidak bisa melihatnya, perasaanku tak peka sehingga tak mampu merasakan hadirnya disekitarku, telingaku terlalu tuli untuk mendengar detak jantungnya, derap langkah kakinya, dan hembusan nafasnya yang terdengar hangat ditelinga.
Aku terlalu sibuk mengejar mereka, mereka yang sejak awal sudah mengeluarkan aura palsu seperti aroma yang dikeluarkan sebatang tanaman kantong semar yang lebih memikat serangga dibandingkan aroma setangkai camelia yang berada tepat disampingku. Aku lebih memilih aroma palsu itu dan tidak menghiraukan dia yang telah aku lewatkan tanpa sengaja.
Dan hari ini dia datang.
Dia datang.
Datang kembali.
Dia kembali dengan membawa potongan terakhir mozaik dari ingatan-ingatanku yang hilang. Dia adalah potongan mozaik terakhir dari sekian banyak tanda-tanda Tuhan untuk menyindirku, kali ini. Dia adalah potongan zodiak terakhir yang membuatku tersenyum dan kemudian tertawa sekeras-kerasnya karena telah mengingatkanku pada sebuah perasaan lama yang mengawali pertemuan aku dan dia.

Sebuah perasaan yang membuatku merasa aku pernah mengenalnya, tapi aku tidak tahu dimana (padahal seingatku kita pertama kali bertemu).
Sekarang perasaan itu terlintas jelas didepan mata ini.
Masih jelas diingatan ini, aku dan dia bertemu. Aku melihat dia untuk pertama kali, tapi aku sudah merasa kalau aku mengenal dia sebelumnya, jauh sebelum aku dan dia bertemu, bahkan mungkin lebih jauh lagi dan lebih jauh lagi kebelakang (mungkin) dimasa dimana kita hidup sebelum ini. Dikehidupan sebelumnya.
Aku coba pejamkan mataku saat itu, untuk berharap agar aku bisa mengingat kapan dan dimana aku (pernah) bertemu dan melihatmu sebelumnya.
Tapi, DAMN !!!!!
Aku lupa, aku benar-benar lupa, aku tidak ingat dimana kita pernah bertemu sebelumnya tapi aku merasa kita pernah bertemu.
Aku masih belum menyerah saat itu untuk mencoba mem-brainstorming otakku dan ingatanku tentang hal yang aneh ini. Kuajak kau memainkan sebuah permainan. Papan berukuran 15 X 15 kotak itu kujadikan alasan untuk memperlama pertemuan (yang mungkin) pertama kali itu agar aku bisa mengingat-ingat tentang -de javu- ini.
Aku mencoba memperlambat waktu dengan mengulur-ulurnya saat itu, Tapi tetap saja hampir seratus buah biji pion berhuruf itu aku dan diaa turunkan bersama, aku tetap saja lupa siapa tentang perihal ini semua.
Mereka yang menonton permainan yang aku dan dia lakukan menarik nafas karena tontonan yang aku dan dia sajikan kepada mereka, tapi aku berbeda, aku menarik nafa panjang dan mengehelanya dengan satu helaan nafas bukan karena permainan ini tapi karena aku tetap saja tidak mampu mengingat dia dan kenapa aku merasa pernah bertemu dengannya.
Buah terakhir ku telah kuturunkan, aku menang pertandingan pertama dengan dia. Tapi aku tetap merasa kalah dengan ingatanku, karena aku tidak bisa melihat dia. Saat itu aku sudah tidak ada lagi alasan untuk mengulur waktu berpikirku. Tapi aku masih banyak waktu untuk mengingatnya.
Times Flow.
Aku kembali dengan kegiatan awalku dan perlahan melewatkan dia.
Sampai pada akhirnya sekarang dia kembali lagi dengan membawa semua yang seharusnya sangat kubutuhkan saat pertama kali aku dan dia bertemu. Semua mozaik yang mengatakan kalau dia adalah sesuatu yang berbeda.
Tapi aku sudah malu untuk kembali kepadanya, karena sudah melangkahinya, sudah melewatkannya, dan telah menampikkannya pada saat itu.
Sekarang ini bukan masalah cinta dan rasa lagi.
Tapi lebih kepada masalah harga diri, rasa malu, dan penyesalan.
Sudah kuputuskan, aku tidak akan seperti seorang yang brengsek untuk kembali dan tertarik kepada keindahan yang selama ini telah kucampakkan dan kulalui, akan sangat malu diriku jika kembali kepadanya, kemana harga diri ini, berpantang bagiku untuk itu.
Kuputuskan untuk tetap terus berjalan dan tidak akan melihat kebelakang, ketempat dimana aku mengabaikannya. Karena ini persoalan harga diri dan etika dalam bercinta.
Aku kuat dan aku bisa kembali seperti dulu.
Mengabaikannya kembali, seperti saat aku melewatkan oase yang nyata ditengah gurun yang gersang dan lebih memilih fatamorgana yang setiap kukejar dengan sekuat tenaga tetap berada didepan mata ini tak pernah kucapai.
Maaf ini bukan karena aku munafik mengingkari perasaan ini dan dengan tinggi hati memilih harga diri yang (sebenarnya) hanya alasanku saja (kalian pasti tahu itu).
Bukan seperti itu, kalian salah paham. Akan kujelaskan.
Sebenarnya, ini adalah caraku untuk menghukum diriku yang telah berbuat salah kepada dia, yang telah mengabaikan dia. Ini adalah caraku agar bisa merasakan apa yang telah dia dan aku rasakan untuk membalas ego yang terdahulu.
Itu keputusanku.

Untuk kau yang (pernah) terlewatkan.

Dari aku yang (dulu) melewatkanmu.

Selasa, 28 Juli 2015

(Sang) Stalker


Oh, hari ini aku mendapatkan akun facebooknya, senang sekali rasanya. Sebab sudah empat tahu sejak pertama kali aku melihatnya, sudah empat tahun sejak aku bertemu dengannya, empat tahun sejak aku mulai mengaguminya, empat tahun sejak aku mulai jatuh hati padanya, dan dua tahun aku mencari-cari dirinya didunia maya, baru hari ini aku mendapatkannya.
Memang sudah mencari namanya difacebook, dia tidak memakai nama aslinya dinama akunnya tapi lebih memilih nama belakang ayahnya untuk mengganti nama belakangnya. Itu yang membuat aku kesulitan mendapatkan akunnya.
Kukirim permintaan pertemanan dengan tangan yang memegang mouse sambil bergetar hebat dan dengan hati yang berdetak yang berdetak kencang.
Aku tidak sanggup rasanya, melihat foto profilnya yang kuperbesar agar aku bisa melihat dengan wajah yang selalu kukagumi, yang selalu kulihat hanya sekilas karena takut dan malu jika ketahuan sedang mencuri-curi lihat wajahnya, yang wajahnya selalu kupandangi sejak dahulu hanya dari jauh.
Merah pipinya sambil memperlihatkan senyum yang merekah, dengan memakai baju berwarna coklat dan celana coklat yang selaras dengan kulitnya yang putih tapi terlihat coklat karena warna merah darah yang membuktikan bening tubuhnya. Aku serasa tidak bisa bertahan lebih lama. Jika tidak banyak orang disekitarku inginku teriak bahagia sebahagianya sore itu.
Malam ini aku akan tidur cukup larut malam tampaknya kalau dia menerima permintaan temanku, karena aku berniat menjelajahi kehidupan mayanya.
Kucoba untuk memulai pekerjaan (nakalku) dengan membuka beberapa buah foto diakunnya yang tidak dia beri privasi, hal itu seperti setitik ruang kosong yang berisi udara diantara genangan air yang mengisi hampir seluruh bagian sudut ruangan.
Oh, aku tidak mampu melanjutkan ini semua.
Tapi aku belum puas untuk mengakhirinya, ini seperti musim hujan disela-sela musim kemaram yang sangat panjang.
Kenapa dia belum menerima permintaan pertemanku ??
Apakah karena aku terlalu asing baginya, sebab –teman yang sama- pada kami hanya kurang dari sepuluh orang.
Sangat hati-hati dia tampaknya terhadap orang asih. Tak apa, aku suka orang yang tidak murahan menerima orang lain yang tidak diketahui dari mana asalnya yang tiba-tiba datang kepadanya. Cukup sebuah potret kepribadian yang sangat setia menurutku dan punya harga diri tinggi, tepat seperti yang aku harapkan dari dia yang telah mencuri separuh hatiku.
Aku tidak menyerah dan kehilangan akal. Karena aku akan terus maju padanya.
Ku batalkan permintaan pertemanannya padanya, bukan karena ku kecewa. Tapi karena aku punya suatu trik untuk mengakali agar aku bisa cepat berteman dengannya di facebook. Lalu ku tambahkan mereka –para orang orang yang menjadi temannya difacebook-, ada sekitar dua ratus akun yang kutambahkan. Tinggal menunggu reaksinya saja.
Setengah hari pertama lima puluh akun yang menjadi temannya menerima permintaan pertemanan denganku, kemudian setengah hari berikutnya sekitar delapan puluh akun lagi menerima permintaan pertemanan dariku. Setelah itu tidak ada lagi yang menerima permintaan pertemananku, dan kurasa itu semua sudah cukup. Aku akan mencoba peruntunganku yang kedua.
Untuk kedua kalinya aku mengirim permintaan pertemananku pada dia, tapi dengan keadaan yang cukup berbeda. Kali ini aku terlihat (paling tidak) tidak terlihat asing olehnya didunia maya, dengan (berkedok) berteman dengan seratus akun lebih yang juga berteman dengannya.
Kali ini seperti dugaanku, tidak seperti kemarin. Permintaan pertemananku diterimanya, sekarang resmi dia dan aku berteman walaupun sebenarnya dia tidak kenal aku.
Malam ini aku akan mulai niatku yang sempat tertunda  tadi, untuk menelusuri jejak-jejak yang dia tinggalkan didunia maya.

Tanganku tidak berhenti menarik layar akunnya.
Dari yang kudapat sampai saat ini adalah.
Dia ternyata kelahiran April, satu tahun setelah aku lahir. Tanggalnyapun manis sekali menurutku, seperti nomor punggung pemain sayap idolaku. Dia berodiak Aries, dan entah kenapa aku selalu bermasalah dan terpesona dengan mereka yang berodiak kambing gunung ini, zodiak ini selalu melemahkan hatiku. Ini Sungguh.
Sekarang hampir semua yang informasi yang aku butuhkan untuk cukup mengenalinya sudah kudapatkan. Pertama sewaktu aku bertemu dengannya aku tahu namanya, aku tidak bertanya dengan siapa-siapa tentang namanya tapi aku tahu sendiri dengan melihat –Name tag- nya yang tertempel dipakaian sekolahnya. Cukup susah bagiku saat itu untuk melihat dengan jelas namanya karena aku harus berhadapan dengan kecepatan motor yang melaju dengan kecepatan 40 km/jam, cukup ekstrim memang untuk mata melihat tulisan kecil dari jarak tiga meter dan kecepatan lari seperti itu.
Setelah itu aku, mendapatkan dimana dia bersekolah. Sebuah sekolah yang kutolak mentah-mentah ajakan bergabung disana dari temanku, dan sekarang aku menyesal jika teringat karena tidak memilih SMA itu.
Yang terakhir, yang ingin kulihat adalah statusnya.
Oh ternyata dia sudah punya tambatan hati.
Patah rasanya pucuk hati yang sebenarnya perlahan ingin tumbuh ini saat melihat dia sudah punya pacar. Tapi aku tetap optimis, aku berharap sebuah keajaiban untuk berbahagia diatas penderitaan orang lain.
Aku menunggu bahkan mendo’akan dia putus dengan sang pacarnya.
Entah ini bodoh, jahat atau semacamnya. Tapi tidak ada orang baik didunia ini pikirku, begitupun aku.
Sudah sembilan tahun aku mengawasinya dan sesekali berharap keajaiban datang. Meskipun disela-sela itu aku sudah berapa kali jatuh cinta, bahkan menjalani cinta yang panjang dengan Aries lainnya yang tanggal kelahirannya terpaut satu hari dengannya.
Pernah sesekali aku mendengar kabar kalau dia mengalami konflik. Dan sebentar senyum ku merekah dihati ini, kemudian kucoba tentang kredibilitas berita ini dengan mereka yang tahu tentang dia dengan sangat hati-hati agar perasaan ku dan tujuanku tidak terbaca olehnya. Tapi mereka yang memberi kabar tentang kebenaran berita itu seakan mematahkan semangatku dengan mengatakan kabar baik antara mereka berdua.
Aku masih berharap dengannya. Masih.
Tujuanku yang awalnya ingin kutambatkan ke huruf AB perlahan ku ubah ke huruf BA, semua itu agar bisa bertemu dengannya lagi. Aku masih memimpikan jika kami bersatu di huruf B yang sama.
Aku berharap pada dia yang tidak kenal aku. Bodoh memang menggantungkan harapan pada dahan yang tinggi, sedangkan badan ini tak sampai. Memang sebodoh seorang yang setiap pergi kuliah selalu menunggunya sambil sesekali memandang spion motor agar bisa berjalan bersama atau sekedar mengawasinya dari belakang.
Sekarang aku berhenti mengawasinya dari balik layar, aku akan berusaha untuk bisa sampai ketempatnya. Tempat lain yang sebenarnya sudah lama kuincar sebelum cinta-cinta pelipur lara ini datang silih berganti mencoba menggantikannya.
Teruntuk dia yang selalu aku tunggu kabarnya

Ini aku yang selalu kagum padamu.

Randomly Feels.


Menurut dari yang gue lihat fungsi sosial media yang awalnya (mungkin) diciptakan hanya untuk bersosial masyarakat didunia maya atau sebagai media komunikasi jarak jauh, tapi sekarang pada ujungnya sudah berkembang memiliki fungsi yang lain. Dari yang gue lihat tujuan orang yang membuat akun sosial media yang pada awalnya hanya untuk sarana komunikasi dengan orang yang jauh malah berkembang menjadi banyak hal.
Gue secara umum sudah mengkelompokkan tujuan orang-orang membuat sosial media pada umumnya.
1.      Untuk Pamer.
2.      Untuk Curhat.
3.      Untuk Pencintraan.
4.      Untuk Fun (Mencari kesenangan).

Gue sih sebenarnya termasuk pada kelompok yang hanya mencari ‘fun’ aja kalo main sosial media seperti twitter (misalnya), nge-Re-Tweet Twitt yang lucu dan masuk akal menurut gue terus menanggapinya dan sebagainya dan sebagainya. Karena menurut gue selain buat ‘fun’ semua yang mereka lakukan disosial media itu adalah ‘Klise’ (menurut gue).
Sebagai contoh ada orang yang tiap hari check in di tempat-tempat makan yang mahal dan terkenal terus, ada yang tiap minggu kerjanya suka upload foto liburan, foto makanan, foto liburan sambil makan atau sebagainya. Bisa jadi dia hanya diam dirumah sambil menghayal atau sedang makan diwarteg padahal check in nya direstoran mewah. Kemudian ada yang tiap harinya curhat terus disosial media seakan hidupnya itu gak ada yang bisa ngalahin sengsaranya, tapi walaupun hidup sengsara dia masih sempat buat mikirin untuk update status (aneh banget), karena menurut gue orang yang udah berat banget masalahnya itu gak bakalan bisa ingat apapun lagi kecuali ingat Tuhan, jadi adalah aneh kalau kita masih ingat buat update status disela-sela masalah kita yang udah seberat ‘Rikisi’. Kemudian ada juga orang yang main sosial media sukanya pencitraan, bikin status bijak padahal dia seharinya disuruh mutusin milih beli bakwan atau tahu goreng aja galau gak bisa mutusinnya, sok bisa ngerti cinta padahal gak pernah ngerasain cinta itu gimana rasanya.
Jadi karena itu gue ngerasa selain buat fun, orang yang main sosial media itu klise.
Walaupun, gue suka cari fun tapi untuk kali ini gue bakalan ‘Curhat’ di blog ini. Ini bukan pencintraan yang terselubung, atau gue pengen galau-galauan terselubung, tapi murni gue mau cerita pengalaman gue yang gue rasain saat ini. Karena curhat itu gak melulu soal galau, sebab intinya curhat itu adalah cerita apa yang sedang kita rasakan.
Pernah gak lo ngerasa Random karena beberapa kejadian yang lo rasain dalam waktu yang singkat dan terjadi secara rapi ber-turutan ??
Dan lo ngerasa itu semua berkaitan sama lain, dan lo ngerasa ada sebuah firasat dari itu semua tapi lo gak tau itu apa ??
Kemudian hasilnya lo ngerasa senang atau sedih.
Kalo lo nanya balik, ‘Emang lo pernah ??’, ke gue gue bakalan jawab ‘Iya’. Karena itu sedang gue rasakan sekarang (maka dari itu gue curhat ke elo pada).
Aku merasakan ada beberapa mozaik yang berdatangan silih berganti yang membuat perasaan ini random dan berkumpul satu persatu kedalam hari-hari gue yang gue rasa akan membentuk menjadi satu kesatuan yang utuh pada akhirnya nanti. Walaupun guebelum tahu itu apa tapi yang jelas, samar-samar jika itu akan terbentuk maka gue nanti akan merasa kalau itu adalah sebuah ‘De javu’ dari apa yang gue rasakan saat ini
Semua itu berawal dari beberapa minggu yang lalu (gue lupa tanggal berapa), tapi yang jelas itu kisarannya beberapa hari sebelum Lebaran 1436 H. Saat itulah mozaik pertama mulai datang kedalam kehidupan gue.

Gue bermimpi bertemu seorang anak (yang rasanya gue kenal tapi gue gak ingat itu siapa), gue ngerasa kalau gue kenal anak itu (tapi nyatanya didunia nyata gue gak kenal dia sama sekali). Gue (didalam mimpi itu) merasa kalau anak itu adalah versi masa kecilnya kenalan gue yang gue kenal sangat dekat sekali, dia adalah orang yang gue kenal (dalam mimpi) itu dalam versi anak kecil atau (mungkin) yang gue lihat itu adalah gambaran dia saat masih kecil.
Dia itu (anak yang gue lihat dalam mimpi), seorang cewek, manis, dan sotoy. Dan kesotoy-annya itu bikin gue ingat seseorang (padahal seingat gue kenalan gue gak ada yang sotoy).
Kenapa gue bilang dia (anak perempuan itu) sotoy ?? karena waktu itu (entah kenapa) kita lagi bahas soal mate-matika (padahal gue gak ada kenangan manis dengan mata pelajaran itu) dan kita udah jauh bahas sampai aljabar dan tips-tips serta trik biar jago mate-matika, kemudian tiba-tiba dia berkata.
‘Kalo mau hebat mate-matika itu jangan hafal perkalian dasar’, kata dia terlihat seperti anak polos kelas 6 SD tapi dimata gue sejak dia bilang itu dia jadi keliatan kayak bocah sotoy yang super nyebelin.
‘What ???!!!!!!!!!!!’, kata gue setengah teriak.
Wah, sotoy ni bocah pikir gue. Maksudnya perkalian itu jangan dihafal itu gimana maksudnya ?? kalo perkalian jangan dihafal terus diapain dong ?? dimakan ?? atau ditulis dalam kertas kemudian lo bawa kemana-mana gitu kayak diary kecil gitu ?? terus kalo lagi dibutuhin, saat mau ngitung kurs rupiah gitu gue harus buka lagi catatannya.
Ya, gak mungkin kan ??
Setau gue penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian itu adalah awal dan dasar dari seluruh mate-matika. Lo gak bakalan bisa jago atau dibilang jago matematika kalo saat mau ngitung rumus lingkaran (misalnya) yang ada perkalian tapi lo liat catatan.
Gimana kerennya itu kalo lo dengar.
‘Eh si Deas itu jago mate-matika loh. Dia juara Olimpiade.’
‘Iya ?? Wah keren dong’
‘Ya, gitu deh tapi dia gak hafal perkalian 1-10’
‘Wah,, pasti nyogok juri itu pasti’
Gak keren kalo lo terlihat seperti itu menurut gue.
Terus gue penasaran, kenapa ini bocah bisa bicara seperti itu.
‘Jadi gimana dong ??’, tanya gue kebocah itu.
‘Ya, gak gimana lagi. Langsung aja berlatih yang lainnya tanpa harus hafal perkalian. Misalnya mau belajar aljabar, langsung aja deh belajar aljabar’, kata dia polos.

‘Hooo’, gue makin bingung. Gimana kalau nanti di aljabar ada perkaliannya ?? pikir gue. Tapi karena masih penasaran, gue tanya lagi.
‘Emang siapa yang bilang begitu ?? siapa yang ngajarin ??’, kata gue lagi.
‘Mama’, jawabnya singkat.
‘Mama kamu jago mate-matika ??’, tanya gue lagi.
‘Iya, jago banget. Mama yang ngajarin aku sampai aku jadi jago seperti ini’, kata dia lagi.
Gue makin penasaran, ini apa yang salah dengan ‘mama’ nya ini, sampai punya pendapat seperti itu. Seperti punya pantangan buat hafa perkalian, seperti doktrin orang-orang yang menganggap jangan pakai baju warna hijau dipantai kidul.
‘Memangnya mama kamu siapa ?? Guru Mate-matika ??’, tanya gue makin penasaran.
‘Bukan, tapi guru Kimia’, kata dia lagi.
‘Jadi kamu ??’, kata gue kaget (gue juga gak paham kenapa dalam mimpi gue ini gue bisa kaget begitu).
‘Iya’, katanya lagi sambil tersenyum.
Begitu mendengar jawabannya, entah kenapa gue senang banget. Langsung aja gue peluk itu bocah sangat erat, bahkan sangat sangat erat, seperti seseorang yang sangat rindu dengan seseorang lainnya dan gak ingin kehilangan lagi. Hati gue kerasa random banget saat itu.
Kemudian gue terbangun.
Sebenarnya itu mimpi, mimpi biasa aja gak ada makna apa-apa kecuali ada kata ‘Guru Kimia’ nya, karena dari dulu gue itu suka tremor tiap ketemu orang yang ada unsur ‘Guru Kimia’ nya. Baik itu orang yang mamanya ‘Guru Kimia’, atau dia yang punya pacar ‘Guru Kimia’, atau dia itu adalah ‘Guru Kimia’ itu sendiri. Mungkin ini karena selama SMA gue benci dan takut banget sama yang namanya ‘Guru Kimia’.
Tapi diluar semua itu yang bikin gue ngerasa kalau mimpi ini punya sesuatu yang bikin gue kepikiran terus adalah itu adalah untuk pertama kalinya gue ingat mimpi gue secara utuh dalam satu set yang lengkap. Mulai dari awalnya, orang yang gue temui wajahnya gue ingat jelas, dan apa yang kita obrolkan sampai gue hafal semua dialognya.
Soalnya, biasanya gue kalo bermimpi paling hanya ingat temanya doang. Misalnya mimpi main bola sama teman-teman, atau ketemu sama Kaka terus main bola bareng. Hanya itu, tapi apa yang terjadi secara detail gue gak bakalan ingat lagi, tentang apa yang kita omongin atau sebagainya. Tapi mimpi kali ini beda meskipun udah lama berlalu (sekitar dua mingguan), gue masih ingat.
Beberapa hari kemudian gue merasa mozaik kedua datang di kehidupan gue sebagai kelanjutan dari mozaik yang pertama itu, yaitu tentang ‘warna hijau’.
Jika sebelumnya itu soal mimpi, mozaik kedua yang bikin perasaan gue random adalah saat gue baca novel yang baru gue beli di Gramedia. Kejadiannya adalah sekitar tanggal 21 Juli 2015, waktu itu gue beli novel dari Dara Prayoga yang judulnya ‘Back To You’.

Dinovel itu dia ceritain tentang perjalanan cinta dia dengan istrinya yang menurut gue drama dan asyik buat dibaca, jika lo bilang kalau kisah cinta yang indah dan aneh-aneh itu ada di FTV, gue saranin lo baca itu buku dan lo baru tau kalau kisah cinta yang lo bilang di FTV itu juga ada dikisah nyata.
Terus novel itu yang bikin gue random ??
Bukan, bukan cerita novel itu yang bikin gue random dan berhayal tapi melainkan salah satu bit atau kalimatnya yang bikin gue random. Disana Oka (sang penulis) teringat sama mantannya yang akhirnya jadi istrinya karena beberapa fenomena yang aneh dan unik (yang gue rasa hampir sama seperti yang gue rasain seperti sekarang ini). Dia selalu bermasalah dengan warna hijau, kemanapun dia pergi dia selalu bertemu dengan warna hijau yang ternyata itu adalah warna favorit istrinya. Dan gue sepintas ingat kalau hijau juga adalah warna favorit mantan gue (bisa dibilang itu warna favorit keduanya setelah merah), kenapa dia (Oka) ini harus bahas soal warna hijau ?? apa gak ada warna lain selain warna itu ?? seperti warna putih menurut pikir gue. Dan ada apa dengan warna hijau itu ??
Sampai sekarang mimpi dan bit novel itu masih bikin gue penasaran dan random sampai saat ini, sebab gue merasa mereka saling terkait satu sama lain dan saling melengkapi. Seperti sebuah cerita sekuel dari film multilogi.
Mozaik ketiga adalah sang mantan, beberapa hari ini gue selalu ingat mantan. Entah kenapa sejak mimpi dan baca novel itu gue selalu kepikiran mantan gue yang udah lama kita putus. Padahal gue mau gimanapun, walaupun lagi ngelamun sekalipun bayangan mantan gak pernah kelihatan dibayangan gue. Dan kali ini udah beberapa kali gue kebayang dan bermimpi tentang dia (walaupun mimpi gue itu gue gak ingat seperti apa detailnya, gak seperti mimpi gue tentang anak sotoy tadi).
Kemudian mozaik keempat yang bikin gue ngerasa random adalah tentang kata ‘BARALEK’.

Baralek itu (gue baru tahu) adalah salah satu prosesi pernikahan dalam adat minang.
Gue awalnya gak pernah tahu apa itu Baralek, bahkan nama Baralek itupun gue baru dengar sekarang. Soalnya wajar, gue ini bukan orang minang dan gue gak begitu suka rendang, dari hal-hal yang berbau minang yang gue suka hanya kuah sate padangnya yang menurut gue itu gak ada tandingannya diseluruh negeri ini.
Awalnya gue tahu istilah Baralek, saat gue ngobrol sama ‘MAMI’ (tetangga gue) beberapa hari yang lalu (sekitar tanggal 22-23 Juli 2015) yang juga orang minang, waktu itu Mami manggil gue buat ngasih ‘keripik bawang’ buatannya, terus entah kenapa tiba-tiba dia bilang kalo ada sodaranya bakalan ‘BARALEK’. Karena gue gak tau Baralek itu apaan gue nanya sama ibu gue yang ternyata tau itu, jadi gue dijelasin tentang itu.
‘Ado sanak Mami mau Baralek Ta, klak Mami samo-samo sanak Mami ndak ngantranyo. Hatta kalo ndak ikut ikut ajo kito meramikannyo’, kata Mami waktu itu mengajak gue buat ikut nemenin sodaranya Baralek.
‘Ohhh’, kata gue sok ngerti. Padahal gue gak tau Baralek itu apaan.
Sejak saat itu (sejak tau apa itu baralek), setiap saat gue ketemu orang atau ngapain gitu pasti ketemu sama kata-kata yang menyangkut tentang Baralek atau pernikahan itu tadi, seperti selalu mengikuti gue. Dan sejak mendengar kata Baralek itu gue entah mengapa kayak ngerasa sedih dan takut kehilangan gitu. Benar-benar random sekali.
Ini kenapa lagi semesta ?? pikir gue gak begitu paham dengan fenomena yang terus-menerus bikin gue random sampai sekarang.
Mulai dari ketemu orang dimimpi yang rasanya bikin gue bahagia, terus keingat mantan karena, dan ditambah lagi ketemu soal Baralek itu tadi. Apa yang pengen semesta bilangin ke gue ??
Apa semesta nyuruh gue cepat-cepat nikah ??
Atau gue bakalan ditinggal menikah sama orang-orang yang (sebenernya masih) gue sayang ?? gue gak tahu, dan inilah yang bikin gue ‘Feels Randomly’ dalam beberapa hari ini. Gue gak tau kenapa.
Kalo soal menikah, gue sebagai laki-laki normal juga pengen tapi masalahnya gue ini laki-laki dan anak satu-satunya, dan gue belum ada pekerjaan yang tetap. Gue masih punya tugas buat balas perlakuan kedua orang super nyebelin yang udah nemenin gue dari lahir sampai sekarang (baca : Ayah dan Ibu gue) itu dulu baru gue bisa tenang. Karena gue sayang mereka.
Jadi semesta jangan menyindir gue dulu soal Baralek atau semacamnya karena gue masih ada titipan dari Tuhan yang mesti gue jaga.
Dan mozaik kelima adalah tentang film ‘Tenggelamnya Kapal Van der wijck’.

Hari ini tanggal 26 Juli 2015, gue gak sengaja menonton film ini. Meskipun sudah berapa kali gue menonton film ini tapi tetap aja ada yang membuat perasaan gue beda ketika gue menonton film ini sebelumnya.
Zainudin dan Hayati, kisah cinta gadis Minang dan pemuda dari luar Minang yang dianggap tidak bersuku, dan lelaki yang kaya raya yang beruntung mendapatkan Hayati sehingga memberikn penderitaan yang teramat dalam didalam hati Zainudin sepanjang masa.
Gue kembali merasa kalau ini terkait dengan beberapa mozaik sebelumnya. Baralek, anak kecil yang memiliki aura seperti Hayati saat gue mencoba memejamkan mata dan meresapi makna dari film tersebut, kisah yang hampir mirip dengan ‘Back to you’ walaupun berbeda ending ketika Zainudin bertemu kembali dengan Hayati yang dicoba dia untuk lupakan, dan rasa sakit serta pedih yang teramat dalam yang gue rasakan sama seperti keempat mozaik sebelumnya setiap gue mencoba untuk meresapi kisah ini.
Dan gue ngerasa ini belum selesai, gue menunggu mozaik-mozaik ini menjadi satu kesatuan yang utuh untuk merasakan sebuah ‘de javu’ kepada suatu masa.


Minggu, 26 Juli 2015

Indonesia (Sedang) Mencari Jodoh

Sekilas kalau dibaca judul diatas, itu seperti nama acara-acara yang sering nongol ditivi. Dan kalau kita berpikir hanya melihat judul, maka itu terdengar seperti ajang pencarian jodoh. Dimana ada sekitar 20 cewek canti (tapi) jomblo (katanya) dijejerin didekat panel, kemudian ada cowok jomblo yang menurut gue kebanyakan aneh ketimbang normalnya kemudian mereka memilih apa suka atau tidak dengan cowok tersebut.
Tapi seperti kata pepatah, ‘Don’t judge book by the cover’ atau kurang lebih berarti ‘Jangan nilai buku dari sampulnya. Terus dari apa dong ??
Orang dulu berpendapat, kebanyakan orang-orang memilih buku itu hanya dengan menilai bagus atau tidak sampulnya. Oleh karena itu kebanyakan orang banyak tertipu. Ada buku yang bagus sampulnya tapi isinya jelek, ada juga yang sampulnya jelek tapi isinya bagus dan berbobot.
Tapi berbeda dengan jaman sekarang, kebanyakan kita memilih buku berdasarkan harganya. Kenapa gue bilang begitu, karena setiap gue liat orang saat mau beli buku mereka kebanyakan ngebalik buku tersebut dan melihat kearah bawah buku dimana tempat bandrol harga ditempel. Memang sih ada juga yang balik bukunya bukan buat liat harganya, tapi liat sinopsisnya yang ditulis oleh pengarang. Tapi gue bisa yakin kalau banyak mau beli buku itu liat harganya saat gue ketemu dengan salah satu pengunjung toko gramedia yang saat itu megang majalah terus dia liat kearah belakang majalah itu, entah karena suka respek keseringan liat harga atau apa tapi yang jelas gue lucu aja liatnya.
Soalnya pertama kalo orang itu mau liat sinopsis, itu majalah men bukan novel atau komik yang selalu ada sinopsisnya, kalau majalah apa yang menjadi isi dari majalah itu akan ditulis dibagian depan covernya dan bukan dibagian belakang. Kalau dia mau liat harganya, sekali lagi gue mau bilang itu majalah men bukan buku novel atau semacamnya, bandrol harganya sudah diberikan oleh penerbitnya dan itu biasanya ditaruh dibagian depan cover disudut atas. Terus lo mau liat apa kebelakang majalah ??
Karena gue ini anti mainstream, gue kalo beli sesuatu itu bukan karena liat harga atau kualitasnya. Lah terus liat apa dong ?? Gue itu liat penjualnya, kalau penjualnya lengah ya gue ambil, tapi kalau pelanggannya belum lengah ya udah gue tahan dulu buat ambil itu barang. #Kidding
Oke kenapa kita mau ngomongin soal majalah sih ya, padahal gue gak mau ngomongi itu sekarang. Oh yah, atau mungkin apa yang gue mau bahas ini memang ada sangkut pautnya dengan majalah atau tabloid. Atau seenggaknya apa yang mau gue omongin ini biasanya ada di majalah atau tabloid cewek, bukan tabloid bola.
Apa yang mau gue omongin ??
Yak, betul gue mau bahas Ramalan Zodiak, Jodoh, dan Indonesia.
Lah, apa hubungannya coba. Kalo zodiak sama jodoh oke ada hubungannya. Karena anak-anak alay sekarang ini sukanya cocok-cocokin zodiak mereka ke zodiak pacarnya atau gebetannya agar meyakinkan mereka (sebenarnya membohongi diri mereka sendiri sih) kalau mereka itu adalah pasangan yang tepat.
Tapi apa hubungan ramalan zodiak dan jodoh dengan Indonesia ?? Apa karena hanya orang-orang Indonesia yang kebanyakan percaya yang kayak gituan ?? jawabnya bukan.
Gue akan mulai sekarang, gue mau menunjukkan sesuatu yang menarik yang awalnya gue juga gak percaya.
Kalian pasti sependapat kalau seenggaknya banyak orang yakin kalau kecocokan jodoh mereka itu bisa dilihat dengan kecocokan antara zodiak mereka. Seberapa besar kecocokan zodiak mereka jika dicocokin dengan zodiak yang sama atau dengan yang berbeda. Dan juga menurut gue, itu semua (kecocokan zodiak) tidak hanya berpengaruh pada kita para anak-anak alay, tapi juga berpengaruh pada sesuatu yang lain seperti negara contohnya.
Wait !!!! Negara juga punya zodiak ?? Gak salah nih ??

Menurut gue negara juga punya zodiaknya masing-masing.
Sebagai contoh negara kita Indonesia yang akan kita bahas sekarang ini, Indonesia juga punya zodiak seperti kita-kita juga tapi dia tidak alay dengan percaya ramalan zodiak. Indonesia lahir tanggal 17 Agustus 1945, artinya dia punya zodiak Leo (Karena tanggal 17 Agustus berada dalam lingkaran zodiak Leo).
Dan seperti kata zodiak, kalau Zodiak Leo ini adalah zodiak yang punya aura pemimpin dan cukup egois. Ini bisa kita lihat dari sudah berapa kali Indonesia dimasa lalunya menjadi penggagas beberapa pendirian organisasi besar didunia dengan menjadi pemimpinnya, sebut saja gerakan Non-Blok, ASEAN, dan yang lainnya.
Kemudian sifat Egois.
Kalian pernah mendengar cerita kalau Indonesia dulu pernah keluar dari PBB karena menolak Malaysia menjadi anggota dewan keamanan PBB ?? terlepas dari apa yang menjadi penyebabnya tapi yang jelas itu sudah menunjukkan kalau sifat negara berzodiak Leo ini cukup egois dikalangan international meskipun masih ditingkat yang wajar.
Terus bagaimana dengan perjalanan ‘CINTA’ Indonesia dalam tanda kutip ??
Seperti yang kita ketahui juga selama 60 tahun ini, Indonesia sudah berapa kali gonta-ganti pasangan. Paling tidak sudah tercatat sudah sekitar 7 kali Indonesia berganti-ganti ‘Pacar’, dan selama itu pula Indonesia belum menemukan cinta sejatinya yang membuat dia tenang. Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati, SBY, dan terakhir Jokowi, mereka tercatat adalah orang-orang yang menjadi pasangan Indonesia.
Uniknya lagi perjalanan cinta mereka ternyata cocok dengan kecocokan jodoh zodiak Leo dengan zodiak masing-masing. Kita lihat gambar yang gue ambil dari salah satu situs ramalan zodiak yang cukup terkenal.



Kita tela’ah satu persatu.
1.      Indonesia dengan Ir. Soekarno.

Seperti yang kita ketahui bahwa Bung Karno itu dilahirkan pada tanggal 6 Juni, dengan kata lain bahwa beliau adalah seorang yang berzodiak Gemini. Dan coba kita lihat kecocokan antara zodiak Leo dan Gemini digambar.
‘Leo kagum dengan kepandaian gemini, dan juga daya tariknya. Hubungan ini akan berakhir dengan penuh intrik, dan akan bertahan dalam waktu yang sebentar’.
Tidak diragukan lagi pada awalnya Indonesia kagum dengan kepintaran Bung Karno berpolitik dan kepintarannya ini membawa Indonesia merdeka. Bahkan kepintaran Bung Karno inilah yang membuat Indonesia dibanggakan dan cukup diperhitungan didunia international. Belum lagi ditambah dengan daya tariknya, membuat Indonesia semakin jatuh hati dan mentasbihkan beliau menjadi pasangan pertamanya.
Tapi seperti yang ramalan kecocokan zodiak katakan, hubungan ini hanya sebentar saja dan berakhir dengan penuh intrik. Seperti yang kita ketahui harmonisasi hubungan Indonesia dengan sang pacar pertama hanya berlangsung sebentar, dan ‘SUPERSEMAR’ adalah salah satu dari beberapa Intrik-intrik yang terjadi antara hubungan Bung Karno dan Indonesia sehingga membuat hubungan mereka kandas.

2.      Indonesia dengan Jendral Soeharto.

Setelah hubungannya kandas ditengah jalan  dengan Bung Karno, Indonesia masih tidak belajar dengan masa lalunya. Dia mencoba kembali peruntungan cintanya dengan seorang yang berzodiak Gemini lainnya, maka dipilihlah Pak Harto sebagai pasangannya yang selanjutnya. Walaupun hubungan ini berlangsung cukup lama dibandingkan dengan hubungannya dengan Bung Karno, tapi hubungannya dengan orang yang berzodiak Gemini kali ini adalah yang terbanyak intrik-intrik nya. Dimulai dari sebuah percobaan kudeta pada masa Bung Karno, kemudian dilanjutkan dengan kemenangan kontroversial yang dilakukan oleh ‘Sang Pacar kedua’ ini agar hubungan mereka tetap langgeng, kemudian dilanjutkan dengan krisis moneter, dugaan pelanggaran HAM, dan sampai pada akhirnya jatuhnya rezim orde baru dengan munculnya rezim reformasi dan penurunan paksa yang dilakukan oleh mahasiswa 98.
Semua itu adalah rentetan dari intrik yang terjadi selama perjalanan antara Indonesia dengan sang pacarnya. Hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk putus.

3.      Prof. Dr. B.J.Habibie.

Selepas berpisah dengan Pak Harto, Indonesia mencoba menjalin cinta dengan Pak Habibi. Laki-laki kelahiran tanggal 25 juni, dan juga berzodiak Cancer ini adalah sebuah pelarian Indonesia agar bisa move on dari pacarnya yang sudah 32 tahun (kurang lebih) dia pacari.
Kecocokan zodiak berkata:
‘Hasrat Leo yang tinggi untuk menjadi pusat perhatian sangat tidak cocok dengan Cancer yang pemalu. Kepiting yang sensitif bukanlah pilihan yang cocok’
Lagi-lagi memang benar kata kecocokan jodoh, hasrat Indonesia yang tinggi untuk bisa lepas dari bayang-bayang sang mantan terlama sangatlah tidak cocok dengan Pak Habibie. Belum lagi saat itu Indonesia menjadi pusat perhatian dunia.
Keruntuhan rezim orba, munculnya jaman Demokrasi yang sesungguhnya dari rezim reformasi, peristiwa 98, dan ditambah lagi dengan adanya krisis moneter yang melanda Indonesia membuat negeri ini menjadi pusat perhatian dunia saat itu. Pak Habibi belum mampu menandingi terangnya sinar yang dikeluarkan Indonesia dan membuat dia menjadi perhatian dunia itu, karena pada awalnya Pak Habibie tidak begitu banyak over acting untuk mencari-cari sesuatu yang dinamakan ‘Perhatian dunia’. Ditambah lagi sifatnya yang sensitif membuat hubungan ini harus berakhir.
Ya, Pak Habibie terlalu sensitif terhadap perlakuan yang diberikan Indonesia dengannya. Penolakan pertanggung jawaban yang disampaikan oleh Pak Habibie disidang paripurna MPR pada akhir masa-masa kebersamaan mereka sudah cukup membuat Pak Habibi dan Indonesia untuk mengakhiri hubungan mereka.

4.      Indonesia dengan K.H Abdurrahman Wahid.

Setelah kandas dengan pasangan Cancernya, Indonesia mencoba peruntungan dengan zodiak yang sama dengannya. Maka dipilihlah Presiden yang berkelahiran tanggal 4 Agustus ini.
‘Leo dengan Leo: Kombinasi yang dramatis, menyediakan peluang untuk saling mendominasi. Pasangan Tingkat tinggi, dan bisa berjalan.’
Seperti kata kecocokan zodiak, ini adalah pasangan yang dramatis. Dipilih oleh Indonesia untuk memutuskan bayang-bayang pacar sebelumnya yang berasal dari orde baru, karena dipercayai berasal dari jalur netral (Kaum Cendikiawan dan Ulama) membuat Gus Dur terpilih menjadi ‘PACAR’ Indonesia selanjutnya.
Dari awal memang pengangkatan Gus Dur sebagai pasangan Indonesia sudah dimulai dengan sebuah drama, dengan mencoba membelotkan UUD 1945 yang mengatakan kalau ‘seorang presiden Indonesia haruslah orang yang sehat Jasmani dan rohani’, para ‘Mak comblang’ antara Indonesia dan Gus Dur tetap keukeuh bahwa itu tidak ada masalahnya.
Gus Dur dan Indonesia saling mendominasi dalam menjalankan hubungan, Indonesia mendominasi Gus Dur untuk menghapus bayangan kenangan Orba dan Gus Dur mendominasi Indonesia dengan mengeluarkan beberapa perintah yang tidak terpikirkan sama sekali pada masa indah dengan Pak Harto.
Seperti, membebaskan Pers berpendapat, mengakui etnis Tionghoa yang beragama Kong Hucu, dan memberikan hari libur nasional pada hari besar agama lain merupakan cara hebat Gus Dur mendominasi Indonesia yang terkesan kaku dengan keberagaman saat itu.
Tapi sesuatu yang berawal dari sebuah dramatisir juga akan berakhir dengan sebuah Drama juga. Entah apa yang terjadi, ditengah jalan Indonesia memutuskan hubungannya dengan Gus Dur yang (mungkin) sejak awal hanya sebagai pelampiasan untuk melepas masa lalu dengan rezim Orba.

5.      Indonesia dengan Megawati Soekarno Putri.

Sebenarnya saat masih bersama Gus Dur ada indikasi bahwa Indonesia sedang melakukan ‘Perselingkuhan’ dengan Megawati yang saat itu menjadi ‘Teman Dekat’ Gus Dur.
Ini semua karena daya tarik yang dikeluarkan oleh Megawati yang berzodiak Aquarius. Seperti yang kita ketahui kalau Megawati adalah seorang Aquarius yang lahir pada tanggal 23 Januari.
‘Leo dan Aquarius: Daya tarik biasanya berujung hasrat, meskipun kepentingan Aquarius yang terus berkembang dan berpikiran tinggi akan meninggalkan Leo, dan Leo akan merasa ditinggalkan.’
Daya tarik Megawati yang saat itu memancarkan pesona seorang orator yang ulung seperti ayahnya sang proklamator membuat partainya menjadi pemenang pemilu, dan juga memenangi hampir seluruh hati Indonesia, dan karena pesona inilah yang membuat Indonesia tega memutuskan hubungannya dengan Gus Dur ditengah jalan dan berbalik memilih Megawati sebagai pasangannya.
Tapi seperti kata zodiak, kepentingan dan ambisi Megawati terus berkembang. Dengan harapan membawa Indonesia seperti bahkan melebihi saat berada pada masa sang ayahnya dulu membuat Megawati berpikiran sangat tinggi dan jauh kedepan. Beberapa BUMN dialihkannya dari PERJAN menjadi PERSERO, bahkan ada yang dia lego kepihat asing agar Indonesia mengalami kemajuan. Dan ini memang terbukti, Indonesia yang dulu ssangat jauh tertinggal dalam komunikasi sekarang dengan mudah mendapatkan komunikasi seluler.
Tapi pikiran Megawati tidak bisa terbaca dengan jelas oleh Indonesia saat itu, mungkin karena Indonesia melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Atau karena masih trauma dengan pengerukan sumber daya alam yang terjadi pada masa ORBA tanpa mendapat apa-apa, sehingga membuat hubungan mereka yang awalnya harmonis berubah perlahan-lahan karena Indonesia merasa ditinggalkan oleh Megawati.
Hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah dengan cara baik-baik tanpa intrik seperti dengan pasangan-pasangannya yang sebelumnya.

6.      Indonesia dengan Jendral Susilo Bambang Yudhoyono.

‘Leo dan Virgo: Hasrat virgo untuk mengambil perintah, dan sifat yang teratur bertabrakan dengan sikap cuek dan spontanitas Leo. Pasangan ini butuh banyak kompromi’.
Pasangan ini butuh banyak kompromi, begitulah catatan yang gue lihat dari kecocokan jodoh antara SBY yang kelahiran 9 September dan berzodiak Virgo ini dengan Indonesia. Walaupun hubungan mereka terbilang cukup langgeng dan berakhir dengan damai, tapi selama mereka menjalin hubungan Indonesia dan SBY selalu terjadi konflik yang menurut gue butuh lebih banyak kompromi dan bicara satu sama lain dalam menghadapinya.
Beberapa kasus besar seperti korupsi Bank Century sampai kepada Kasus Lumpur panas adalah sesuatu yang mencoreng hubungan mereka dan sedikit membuat hubungan mereka sedikit panas pada akhir-akhir masa pacaran mereka.
Indonesia dan SBY kurang kompromi menghadapi masalah itu, belum lagi sifat sang Virgo dalam mengambil perintah tidak didukung oleh Indonesia yang saat itu mulai cuek dengan SBY karena sudah tidak harmonis lagi.

7.      Indonesia dengan Ir. Joko Widodo.

Ini adalah pasangan Indonesia yang teranyar, mereka baru menjalin hubungan setelah Indonesia putus dengan SBY.
Awal mulanya adalah sama seperti ketertarikan Indonesia dengan pasangannya yang berzodiak Gemini sebelumnya, yaitu dimulai dari rasa kagum dan daya tarik Gemini. Indonesia kagum dengan prestasi-prestasi Jokowi yang berapa kali masuk kedalam majalah Internasional, belum lagi ditambah dengan kepintarannya dalam menangani masalah Jakarta (saudara dekat Indonesia) membuat Indonesia semakin kagum dengan Jokowi. Hal itu ditambah dengan daya tarik Jokowi yang berasalh dan pro dengan mereka yang berasal dari kalangan rakyat kecil yang memang menjadi lingkungan Indonesia.
Memang sungguh pendekatan dan cara mengambil hati yang sangat cerdas dari Jokowi saat itu kepada Indonesia yang memang saat itu sudah tidak suka lagi dengan pasangannya sebelumnya, yaitu SBY.
Tidak perlu menunggu waktu lama lagi, saat Jokowi ‘nembak’ Indonesia, Indonesia langsung meng-iya-kan untuk menerima Jokowi sebagai pacarnya yang ‘ketujuh’ tanpa mengingat-ingat kembali tentang apa yang telah terjadi antara Dia (Indonesia) dengan pacarnya yang sebelumnya dan berzodiak Gemini.
Meskipun begitu, awal perjalanan merekapun juga sudah ditandai dengan sebuah intrik-intrik.
Seperti, PDI-P yang menjadi sang ‘Mak Comblang’ yang awalnya mendukung orang lain (Prabowo) untuk jadian dengan Indonesia berbalik membelot mendukung Jokowi.
Patut kita tunggu apakah akan ada intrik-intrik yang menjadi khas hubungan antara Leo dan Gemini pada akhir perjalanan cinta mereka nanti, atau Jokowi mampu memutus mata rantai mimpi buruk Indonesia dengan pasangan berzodiak Gemini seperti yang selama ini terjadi.
So, Jokowi What Should You Do ??

NP: Kalau hubungan percintaan Indonesia yang terakhir ini berakhir dengan kekecewaan lagi, Indonesia patut mencoba untuk berpasangan dengan mereka yang berzodiak seperti ‘ARIES’.