Ponselku
bergetar, nada dering Payphone dari Maroon V yang sudah entah berapa lama
menjadi khas panggilan masuk ponselku berbunyi pertanda sebuah panggilan masuk.
Ku lihat di display layarnya, sebuah nama familiar dalam ingatanku. Aku tersenyum,
bukan karena ada yang lucu dari yang sedang terjadi, tapi karena sudah menjadi
kebiasaanku sejak dahulu jika orang itu menelponku.
‘Hallo,
lama sekali kau mengangkatnya’, kata suara merdu nun jauh di sana langsung
berkicau ketika aku mengangkat panggilan masuk darinya.
‘Maaf,
tadi aku sedang jauh dari handphone soalnya’, jawabku setengah jujur
setengahnya lagi berbohong.
‘Oh
begitu’, katanya singkat seperti penuh curiga.
‘Ya,
begitulah. Tadi aku sedang di dapur’, jawabku yang entah kenapa herannya aku
harus menjelaskan semua yang baru saja kulakukan agar dia percaya. Padahal toh,
mau percaya atau tidak pada ucapanku itu adalah urusannya.
‘Apa
kabarmu ??’, tanya dia kembali.
‘Baik’,
jawabku yang sebenarnya sudah bosan mendengar basa-basi ini.
‘Aku
baru saja sampai pagi tadi’, jelasnya.
Aku
hanya menghela nafas panjang, sudah kuduga kalimat itu akan diucapkannya lagi.
Dulu,
ketika dia mengatakan hal itu, hatiku gembira sekali. Seakan-akan seperti
permintaanku sudah dikabulkan oleh Tuhan, kata-kata itu adalah kata-kata yang
selalu kutunggu-tunggu setiap bulannya.
Tapi
itu dahulu, tidak dengan sekarang.
Sejak
memutuskan jalinan ini, aku berusaha untuk tidak menyangkutkan perihal diriku
dan dirinya, meskipun sesekali hatiku sedikit penasaran dengan apa yang terjadi
padanya dengan melihat apa yang dia lakukan di dunia maya miliknya.
Mencoba
untuk melupakan itu bukan perkara mudah, seperti layaknya mengingat sebuah
pelajaran.
Kucoba
untuk menjauh, jauh sekali. Sehingga aku merasa kalau aku sudah tidak lagi
berada di dekatnya, tapi tetap saja begitu kulihat ke belakangku, dia tetap
berada di balik bayanganku.
Mendekat
dan semakin mendekat ketika aku merasa sudah lebih jauh dari sebelumnya.
Kapan
kita akan bisa benar-benar bisa berpisah seutuhnya, jika setiap kali aku sudah
mencoba melupakan datang momen yang membuat kita semakin dekat.
Kapan
kita akan bisa benar-benar berpisah seutuhnya, jika kita terus bertemu muka
seperti ini dalam satu kesempatan. Melepas rindu yang secara tidak sadar kita
kumpulkan selama ini.
Kapan
kita akan bisa benar-benar berpisah seutuhnya, jika kita saling bertanya kabar
setiap ada kesempatan dengan berbagai alasan yang klasi. Kapan kita akan bisa
benar-benar berpisah seutuhnya ??
Kapan
kita akan bisa benar-benar berpisah seutuhnya, jika kita saling mendo’akan
dalam diam dan kerinduan setiap malamnya. Kapan kita bisa kalau seperti ini
terus ??




0 komentar:
Posting Komentar