‘Kamu udah
berubah !! udah gak kayak kamu yang dulu aku kenal waktu kita masih belum
jadian !!’.
Menurut
gue itu adalah kalimat paling familiar dari ribuan kalimat familiar lainnya
yang sering keluar dari mulut salah satu pasangan yang sedang bertengkar karena
pasangan mereka tidak bisa ngertiin mereka atau karena ada perubahan yang
terjadi didalam diri pasangan mereka.
Itu
jugalah yang menyebabkan seseorang biasanya akan berkata, ‘ternyata tak ada
cinta yang manis’.
Semua
orang akan berubah pada akhirnya, tapi perubahan itu bisa berarti dia berubah
menjadi orang lain atau berubah kembali menjadi diri sendiri setelah dirinya
sebelumnya sudah lama menjadi orang lain. Begitulah yang sering terjadi ketika
kita menjalani sebuah hubungan. Karena pada akhirnya nanti, kita akan merasakan
sedikit perubahan dan kita akan merasakannya nanti.
Bahkan,
awalnya perubahan itu terkesan sepele seperti, lupa ingetin buat makan, lupa
hari tanggal jadian, lupa tanggal pertama nonton bareng, lupa tanggal pertama
jalan bareng, lupa tanggal sicewek menstruasi, atau sicowok lupa ingetin
ceweknya buat ganti pembalut, dan sebagainya dan sebagainya. Yang semuanya itu
intinya pasangan kita berubah secara perlahan-lahan menjadi sosok yang tidak
kita kenal pada masa kita masih dalam PDKT ataupun masa awal-awal menjalin
hubungan.
Banyak
hal yang membuat seseorang berubah, mulai dari rasa bosan sampai kepada
munculnya orang ketiga.
Tapi
menurut gue hal yang paling banyak menyebabkan pasangan kita berubah itu adalah
karena pada awalnya dia mendekati kita bukan dengan diri dia sendiri, melainkan
dengan diri orang lain yang dia kemas sebegitu rupa hingga menjadi diri dia
yang membuat kita suka. Menurut gue semua itu bukan karena pasangan kita udah
berubah menjadi orang lain yang gak kita kenal atau gak ngertiin kita lagi tapi
menurut gue semua itu karena dia perlahan sudah kembali kepada dirinya yang
sebenarnya sebelum dia bertemu kita. Bukan berubah menjadi orang lain.
Seperti
yang gue bilang sebelumnya kalau saat kita PDKT sama gebetan kita dulu kita
sering tidak menjadi diri kita sendiri, kita menjadi diri kita yang lain
menjadi orang lain yang seperti diinginkan oleh gebetan kita dengan alasan
sederhana, agar dia terpesona, agar dia tertarik pada kita, dan agar dia menerima
kita untuk menjadi kekasihnyasebagai tujuan akhirnya.
Kebanyakan
kita mencoba menjadi orang lain dengan tujuan agar kita terkesan menarik dimata
gebetan kita dan hanya untuk mengambil perhatian gebetan kita.
Dan
gebetan kita yang saat masa pendekatan sudah terbiasa dengan sikap dan sifat
kita yang sebenarnya bukan sifat kita yang sesungguhnya, akan merasa terkejut
dengan perubahan kita, saat kita perlahan kembali kepada kita yang sebenarnya.
Sebagai
contoh, kita yang awalnya cuek dengan apa yang orang lain lakukan. Misalkan, cuek
kalau ada pengemis yang minta-minta sambil bilang dengan memelas,
‘Belum
makan pak belum makan’.
Kita
akan menjadi orang yang peduli dengan kesehatan orang lain, peduli dengan
kesehatan gebetan kita dan kita peduli apakah dia sudah makan atau tidak,
kemudian dengan manja kita mengingatkan dia makan, sok perhatian dengan alasan
agar dia enggak jatuh sakit atau sekedar untuk menarik perhatian dia saja. Agar
kita terlihat begitu peduli dimatanya, padahal sebenarnya kita itu pada
dasarnya sifatnya tidak peduli sama sekali orangnya.
Kemudian
kita melakukan hal yang gebetan kita inginkan agar dia tertarik kepada kita.
Misalkan buat para cewek, saat kita dengar isu kalau gebetan kita suka cewek
yang memakai jilbab, maka kita membalut kepala kita dengan jilbab tapi baju
kita masih menggunakan kaos ketat atau celana skini jeans yang ketatnya minta
ampun. Tuhan (mungkin) menangis kalau niat kita bukan karena meminta perhatian
Nya tapi malah meminta perhatian gebetan kita yang notabene adalah mahklukNya.
Kita
paksa-paksain buat memakai jilbab walau hanya didepan gebetan kita doang, tapi
sewaktu gebetan kita enggak ngeliat kita kita kembali kealam kita, alam yang
liar, make celana hotpants yang super mini.
Kemudian
saat kita mendengar gebetan kita suka cowok atau cewek yang make behel kita pun
ikutan make behel, walaupun sebenarnya
kita risih. Risih buat nutup mulut karena susah banget buat mingkem, gue pernah
keselek karena nahan tawa liat cewek yang udah berulang kali mencoba tapi dia
gak bisa mingkem yang kalo kita yang liat bukan dia yang risih tapi malah kita.
Karena entah kenapa secara otomatis ketika kita (atau mungkin cuman gue) waktu
ngelihat orang mencong-mencongin mulutnya karena gak terbiasa dengan behelnya
akan membuat kita (atau mungkin cuman gue sendiri) juga secara refleks
ikut-ikutan gerak-gerakin bibir juga. Seperti kerasa kena hipnotis.
Atau
banyak yang awalnya jijik memakai make up dan berdandan menor, tapi karena
ingin bertujuan memikat hati sang gebetan akhirnya memaksakan diri untuk
bermake up tebal kaya make up boneka anabelle, pakai baju gaun indah padahal
awalnya gak nyaman dan suka pake celana jeans, pakai sepatu berhak tinggi
padahal awalnya suka pakai sepatu kets yang simpel.
Semua
itu kita lakukan hanya untuk menarik perhatian seseorang yang kita sukai, kita
menjadi orang lain yang bukan diri kita hanya sekedar untuk menyenangkan hati
orang lain yang mungkin belum tentu melakukan hal yang sama seperti yang kita
lakukan untuknya.
Pertanyaan
gue yang sampai sekarang selalu ingin gue tanyakan kepada orang-orang yang
sedang jatuh cinta dan menjadi orang lain adalah, ‘Kenapa lo harus menjadi
orang lain, sedangkan diri lo sendiri begitu mengasyikkan’
Kenapa
lo mesti jadi orang lain dan bikin diri lo menderita gitu buat mendapat
perhatian dari orang lain. Kenapa lo mesti membohongi diri lo sendiri dan orang
yang lo suka dengan berubah jadi orang lain hanya karena ingin menarik
perhatiannya ??
Bukannya
lo percaya kalau cinta itu jujur dan tidak membohongi ??
Bukannya
lo percaya kalau cinta itu menerima apa adanya ??
Sikap
kita yang menjadi orang lain untuk mendapat perhatian orang lain ini lah yang
menurut gue gak masuk akal.
Menurut
gue kita itu haruslah dicintai dengan apa adanya oleh mereka yang dia sukalah
yang membuat kita akan terasa bahagia dan kita juga harus mencintai apa adanya
oarng yang kita cinta.
Jika
misalnya kita belum menerima kalau pasangan kita atau gebetan kita itu tukang
kentut (misalnya), itu artinya kita tidak benar-benar mencintainya. Kita hanya
sekedar mengaguminya saja.
Jika
cinta maka jangan takut dengan pikiran kalau-kalau mereka gak suka misalkan kita tidak seperti apa yang mereka
inginkan, jika mereka benar-benar tidak suka dengan kita yang sekarang maka itu
berarti mereka secara tidak langsung tidak menyukai kalian secara pribadi. Mereka
tidak cinta kita apa adanya, cinta itu tidak akan mengubah sesuatu apapun untuk
jadi lebih buruk, cinta itu juga tidak akan membuat kita menderita. Karena
dengan menjadi orang lain secara tidak langsung akan membuat kita menderita, seperti
seekor ikan yang dipaksa berjalan didaratan.
Mungkin
akan bertahan dalam sesaat dan beberapa menit, tapi tidak untuk selamanya.
Jadi
buat apa kita bersikeras untuk mempertahankan orang yang bahkan menerima kita
apa adanya saja sudah sulit, yang bahkan tidak suka kita yang sebenarnya. Dan
mereka yang mencintai kita apa adanya sebenarnya adalah mereka yang
sebenar-benarnya orang yang benar-benar mencintai kita.
Mungkin
ada beberapa dari kalian yang berbeda pendapat dengan gue karena ngerasa kalo
kita itu harus berusaha untuk menggapai cinta dan berubah menjadi orang lain
itu adalah salah satunya. Sebab gak ada yang benar-benar cinta kita kalau kita
tidak selaras dengan tuntutan zaman. Bukankah dinosaurus punah karena dia tidak
mencoba beradaptasi dan mencoba menjadi binatang lain.
Oke
gue kalau ada yang berpendapat begitu, gue gak bakalan menyalahkan pendapat
itu.
Tapi
ada baiknya kalian belajar dari cinta orang tua kepada anaknya, mau anaknya
sejahat apapun, mau anaknya sejelek apapun, mau anaknya sebodoh apapun, orang
tua tetap mencintainya dengan tulus. Karena kenapa ?? bukan karena mereka itu
orang tua dan wajar mereka berbuat seperti itu.
Itu
karena orang tua kita menganggap kita adalah belahan jiwa mereka. Itu karena
orang tua kita mencintai kita dan menerima kita tulus apa adanya, walaupun
tidak banyak dari kita yang tidak mau menerima kalau ber-orang tuakan mereka.
Tapi cinta itu adalah perihal mencintai walaupun tanpa harus berbalas cinta.
Karena
menurut gue, jika ingin belajar tentang bagaimana cinta sejati itu maka
lihatlah cinta orang tua kita kepada kita. Sebab sejati-sejatinya cinta, tidak
ada yang bisa mengalahkan cinta sejatinya kedua orang tua kita kepada kita.
Begitu
juga dengan pasangan kita, dia yang menganggap kita adalah belahan jiwanya
adalah dia yang akan selalu menerima kita apa adanya seperti diri kita tanpa
memaksa kita untuk berubah menjadi diri orang lain. Karena seekor ikan air laut
akan tetaplah seekor ikan air laut, meski sesama ikan mau dipaksa sekeras
apapun dia tidak akan pernah bisa hidup diair payau. Walaupun bisa dia akan
menderita dan butuh waktu lama agar dia bisa berevolusi, dan kalaupun dia gagal
berevolusi dia akan mati.
Begitulah
dengan perihal mencintai dan dicintai.
PDKT
adalah awal dari segala macam proses-proses hubungan. Sebuah pasangan tidak
akan menjadi jadi sebuah pasangan jika tidak dimulai dengan fase pendekatan,
sebuah pernikahan tidak akan menjadi sebuah pernikahan tanpa adanya pendekatan.
Jadi baik buruknya sebuah hubungan itu dapat dilihat dari pendekatannya.
Jika
dalam masa pendekatan salah satu dari kita sudah menjadi orang lain dalam
menarik hati pasangannya maka menurut gue kalian tinggal menunggu masanya akan
menunggu sang orang lain itu akan menjadi dirinya sendiri kembali karena
seseorang tidak bisa terus menerus berubah menjadi orang lain.
Lagi
pula itu sama saja bahwa dia sudah berani berbohong kepada kalian diawal.
Jika
diawal saja dia sudah berbohong kepada kalian, maka bagaimana kedepannya nanti.
Bisa jadi akan muncul kebohongan-kebohongan yang lainnya dimasa yang akan
datang.
Lagipula,
pendekatan adalah sebuah tolak ukur bagaimana melihat hubungan kalian nanti
kedepannya kalau kalian akan jadian misalnya.
Kalau
diawalnya saja sudah dimulai dengan pencitraan dan kebohongan maka kedepannya
juga bakalan sama.
Jadi
menurut gue jadilah diri sendiri ketika kalian memulai sesuatu yang kalian
ingin dan berharap menjadi baik tujuannya pada selanjutnya, apa lagi kita
berharap akan berjalan dalam masa yang sangat panjang. Karena jika kalian
menjadi diri kalian sendiri sejak kalian melakukan pendekatan, itu berarti
kalian telah jujur untuk mendapatkan mereka yang benar-benar ingin kalian
cintai.
Dan
juga jika kita sudah menjadi diri sendiri, maka kita tidak akan repot-repot
lagi untuk terus berbohong dan menjadi orang lain atau kita tidak perlu lagi
takut kalau kita akan berubah lagi, karena kita memang sudah menjadi apa yang
sudah awal sudah menjadi diri kita sendiri.
Selain
itu, jika kita sudah menjadi diri sendiri. Maka kita akan tahu siapa yang benar-benar
menyukai kita apa adanya dan mana yang tidak.
Dengan
menjadi diri kita sendiri maka kita akan secara tidak langsung berkata kepada
orang yang kita sukai atau yang suka dengan kita bahwa –it’s me- inilah aku,
kalau kamu suka ya terima, kalau tidak suka ya tinggalkan.
Bukankah
tujuan kita untuk menjadikan mereka yang kita cinta itu untuk menjadi pasangan
kita adalah sebenarnya baik. Tapi kenapa kita harus dimulai dengan kebohongan
dengan menjadi orang lain.
‘Agar
mereka lebih tertarik kepada kita’
Mungkin
mereka yang berubah menjadi orang lain ketika pendekatan banyak yang berpikiran
seperti itu, tapi sebenarnya menurut gue kalau gebetan kalian itu gak suka
dengan diri kalian sendiri dan lebih memilih kalian yang menjadi orang lain,
itu artinya dia memang tidak suka dengan kalian dengan kepribadian yang kalian
miliki sebenarnya dan lebih memilih dengan orang lain dalam arti harfiah.
Karena
yang dia cintai itu adalah bukan kalian seutuhnya tapi kalian yang berbentuk
orang lain atau orang lain yang berbentuk kalian.
Sejauh
mana seseorang akan tahan berbohong ?? terlebih lagi itu tentang kepribadiannya
sendiri ??
Tidak
ada kebohongan yang bisa lama tertutupi, karena seperti kata pepatah –Busuk
bangkai akan ketahuan juga pada akhirnya-.
Jadi
sampai sejauh mana kita akan bertahan menjadi diri orang lain demi pasangan
kita ?? jawabannya tidak akan bertahan lama. Sebab suatu masa nanti kita akan
menyerah dalam berpura-pura.
Perlahan-lahan
kita sendiri yang akan merasakan kalau kita tidak mampu bertahan menjadi orang
lain itu, kita akan perlahan-lahan kembali kepada diri kita sendiri. Kita yang
awalnya saat pendekatan dengan gebetan selalu perhatian dengan gebetan akan
perlahan-lahan mengendurkan perhatian kita dan mulai turun tensi perhatian
kita. Seperti sebuah euforia masyarakat Indonesia dengan batu akik yang
perlahan-lahan akan menurun.
Begitulah
kita dengan gebetan kita kalau kita saat pendekatan menjadi orang lain. Kita
yang saat pendekatan mengingatkan gebetan kita buat makan saat itu sebanyak
tiga kali sehari, sekarang perlahan menurun menjadi cuman satu kali sehari.
Kita yang awalnya saat pendekatan telponan dengan gebetan kita sanggup tiga
sampai empat jam sekarang saat sudah lama menjadi pasangan mulai menurun
intensitasnya menjadi cuman nelpon pasangan kita saat-saat penting aja karena
antara udah gak ada lagi yang mau diomongin atau karena sayang pulsa.
Intinya
semua akan kembali pada awalnya pada waktunya.
Jadi
menurut gue, saat ada orang yang berkata ‘Kamu sudah berubah bla bla bla’. Itu
adalah kekeliruan besar.
Bukan
dia yang telah berubah, atau bukan kamu yang merasa dia sudah berubah. Tapi dia
yang sudah kembali pada sifat awalnya, karena sebetulnya pada awalnya kalian
bertemu dengan gebetan kalian adalah dia yang sudah berubah dari dirinya
sendiri menjadi orang lain karena ingin mendapatkan kalian.
Jadi
menurut gue kalau kalian pada saat pendekatan dengan gebetan kalian atau
seenggaknya sampai separuh masa jadian kalian tetap menjadi diri kalian
sendiri, maka kata-kata ‘Kamu udah berubah’ itu akan mustahil terdengar
walaupun sayup-sayup jika terjadi pertengkaran.
So,
jadi diri sendiri atau orang lain dalam berhubungan demi mendapatkan cinta
pasangan kalian itu menurut gue sangat menentukan untuk membuat cinta itu manis
atau tidak.
Tapi
gue berpendapat sebaik-baik orang itu adalah diri sendiri.
Karena
orang lain bisa berbohong kepada kita tapi diri kita sendiri tidak akan pernah
bisa berbohong pada diri sendiri, akan ada satu sisi dimana kebenaran itu masih
terlihat didalam diri.
So,
be yourself.
Menurut
gue, untuk mendapatkan cinta lo gak perlu harus ngorbanin diri lo untuk menjadi
orang lain, yang hanya sekedar untuk mendapat perhatian dari gebetan doang.
Karena
kita mungkin saja menjadi orang lain seperti apa yang gebetan kita ingin kan,
tapi itu hanya sementara. Kita gak bisa selamanya dan terus-terusan jadi orang
lain, karena kita adalah kita, bukan dia ataupun mereka. Bukankah Nabi Muhammad
SAW juga pernah bilang kalau ‘Agamu agamu, agamaku agamaku’, secara tidak
langsung ini juga menyatakan kalau kita disuruh menjadi diri sendiri dan tak
perlu menjadi orang lain atau ikut-ikutan menjadi orang lain.
Sebab
cinta itu bukan perihal memberi, tapi juga menerima tanpa pamrih.
Menerima
tanpa memilih tentang apa yang mereka beri. Karena jika kita tidak suka dengan
pemberian orang maka kita berhak menolaknya.
Gue
sebenarnya adalah orang yang gak suka kalau mendengar seseorang yang baru mulai
pendekatan aja udah banyak maunya, seperti
‘Aku
suka cewek yang berjilbab, coba deh kamu pakai jilbab’
Atau
‘Aku
suka cewek yang pakai baju gak buka-bukaan, coba deh kamu pakai baju kurung’
Atau
‘Aku
sukanya sama cewek yang pake behel, coba deh kamu pasang behel’
Ini
bukannya apa, ya siapa tau aja sicewek belum mau pakai jilbab, atau siapa tau
emang cewek lebih suka pakai bakaian seksi karena gak mau jadi munafik, yang
didepan kamu pakai pakaian soleha tapi dibelakang kamu malah jadi orang lain.
Atau siapa tau kan sicewek giginya aman-aman aja jadi gak perlu dipasang pager
segala.
Jadi
menurut gue, buat cowok yang suka kayak gini, yang suka menyuruh-nyuruh cewek
atau gebetannya berubah, apa kalian sayangnya sama pasangan kalian aja, gak
sayang sama orang tua kalian ??
Karena
pernah dulu gue ketemu, seorang cowok yang sibuk nyuruh-nyuruh ceweknya buat
pake jilbab tapi waktu gue lihat mamanya malah gak pake jilbab sama sekali.
Ini
gue pikir, lo sayang orang yang belum tentu jadi pasangan lo ketimbang lo
sayang ibu kandung lo sendiri. Dan menurut gue orang kayak gini drama banget.
Begitu
juga cewek terhadap cowok, terimalah diri mereka apa adanya. Jangan memaksa
mereka untuk berubah menjadi apa yang kamu inginkan jika suatu hari nanti kamu
gak ingin mereka akhirnya kembali kepada diri mereka yang sebenarnya yang tidak
kamu inginkan.
Toh,
kalau kalian gak suka dengan diri seseorang kalian tidak perlu memaksanya untuk
menjadi apa yang kalian inginkan.


0 komentar:
Posting Komentar