Senin, 05 September 2016

Be Yourself


‘Kamu udah berubah !! udah gak kayak kamu yang dulu aku kenal waktu kita masih belum jadian !!’.

Menurut gue itu adalah kalimat paling familiar dari ribuan kalimat familiar lainnya yang sering keluar dari mulut salah satu pasangan yang sedang bertengkar karena pasangan mereka tidak bisa ngertiin mereka atau karena ada perubahan yang terjadi didalam diri pasangan mereka.
Itu jugalah yang menyebabkan seseorang biasanya akan berkata, ‘ternyata tak ada cinta yang manis’.
Semua orang akan berubah pada akhirnya, tapi perubahan itu bisa berarti dia berubah menjadi orang lain atau berubah kembali menjadi diri sendiri setelah dirinya sebelumnya sudah lama menjadi orang lain. Begitulah yang sering terjadi ketika kita menjalani sebuah hubungan. Karena pada akhirnya nanti, kita akan merasakan sedikit perubahan dan kita akan merasakannya nanti.
Bahkan, awalnya perubahan itu terkesan sepele seperti, lupa ingetin buat makan, lupa hari tanggal jadian, lupa tanggal pertama nonton bareng, lupa tanggal pertama jalan bareng, lupa tanggal sicewek menstruasi, atau sicowok lupa ingetin ceweknya buat ganti pembalut, dan sebagainya dan sebagainya. Yang semuanya itu intinya pasangan kita berubah secara perlahan-lahan menjadi sosok yang tidak kita kenal pada masa kita masih dalam PDKT ataupun masa awal-awal menjalin hubungan.
Banyak hal yang membuat seseorang berubah, mulai dari rasa bosan sampai kepada munculnya orang ketiga.

Tapi menurut gue hal yang paling banyak menyebabkan pasangan kita berubah itu adalah karena pada awalnya dia mendekati kita bukan dengan diri dia sendiri, melainkan dengan diri orang lain yang dia kemas sebegitu rupa hingga menjadi diri dia yang membuat kita suka. Menurut gue semua itu bukan karena pasangan kita udah berubah menjadi orang lain yang gak kita kenal atau gak ngertiin kita lagi tapi menurut gue semua itu karena dia perlahan sudah kembali kepada dirinya yang sebenarnya sebelum dia bertemu kita. Bukan berubah menjadi orang lain.
Seperti yang gue bilang sebelumnya kalau saat kita PDKT sama gebetan kita dulu kita sering tidak menjadi diri kita sendiri, kita menjadi diri kita yang lain menjadi orang lain yang seperti diinginkan oleh gebetan kita dengan alasan sederhana, agar dia terpesona, agar dia tertarik pada kita, dan agar dia menerima kita untuk menjadi kekasihnyasebagai tujuan akhirnya.
Kebanyakan kita mencoba menjadi orang lain dengan tujuan agar kita terkesan menarik dimata gebetan kita dan hanya untuk mengambil perhatian gebetan kita.
Dan gebetan kita yang saat masa pendekatan sudah terbiasa dengan sikap dan sifat kita yang sebenarnya bukan sifat kita yang sesungguhnya, akan merasa terkejut dengan perubahan kita, saat kita perlahan kembali kepada kita yang sebenarnya.
Sebagai contoh, kita yang awalnya cuek dengan apa yang orang lain lakukan. Misalkan, cuek kalau ada pengemis yang minta-minta sambil bilang dengan memelas,
‘Belum makan pak belum makan’.
Kita akan menjadi orang yang peduli dengan kesehatan orang lain, peduli dengan kesehatan gebetan kita dan kita peduli apakah dia sudah makan atau tidak, kemudian dengan manja kita mengingatkan dia makan, sok perhatian dengan alasan agar dia enggak jatuh sakit atau sekedar untuk menarik perhatian dia saja. Agar kita terlihat begitu peduli dimatanya, padahal sebenarnya kita itu pada dasarnya sifatnya tidak peduli sama sekali orangnya.
Kemudian kita melakukan hal yang gebetan kita inginkan agar dia tertarik kepada kita. Misalkan buat para cewek, saat kita dengar isu kalau gebetan kita suka cewek yang memakai jilbab, maka kita membalut kepala kita dengan jilbab tapi baju kita masih menggunakan kaos ketat atau celana skini jeans yang ketatnya minta ampun. Tuhan (mungkin) menangis kalau niat kita bukan karena meminta perhatian Nya tapi malah meminta perhatian gebetan kita yang notabene adalah mahklukNya.
Kita paksa-paksain buat memakai jilbab walau hanya didepan gebetan kita doang, tapi sewaktu gebetan kita enggak ngeliat kita kita kembali kealam kita, alam yang liar, make celana hotpants yang super mini.
Kemudian saat kita mendengar gebetan kita suka cowok atau cewek yang make behel kita pun ikutan make behel,  walaupun sebenarnya kita risih. Risih buat nutup mulut karena susah banget buat mingkem, gue pernah keselek karena nahan tawa liat cewek yang udah berulang kali mencoba tapi dia gak bisa mingkem yang kalo kita yang liat bukan dia yang risih tapi malah kita. Karena entah kenapa secara otomatis ketika kita (atau mungkin cuman gue) waktu ngelihat orang mencong-mencongin mulutnya karena gak terbiasa dengan behelnya akan membuat kita (atau mungkin cuman gue sendiri) juga secara refleks ikut-ikutan gerak-gerakin bibir juga. Seperti kerasa kena hipnotis.
Atau banyak yang awalnya jijik memakai make up dan berdandan menor, tapi karena ingin bertujuan memikat hati sang gebetan akhirnya memaksakan diri untuk bermake up tebal kaya make up boneka anabelle, pakai baju gaun indah padahal awalnya gak nyaman dan suka pake celana jeans, pakai sepatu berhak tinggi padahal awalnya suka pakai sepatu kets yang simpel.
Semua itu kita lakukan hanya untuk menarik perhatian seseorang yang kita sukai, kita menjadi orang lain yang bukan diri kita hanya sekedar untuk menyenangkan hati orang lain yang mungkin belum tentu melakukan hal yang sama seperti yang kita lakukan untuknya.
Pertanyaan gue yang sampai sekarang selalu ingin gue tanyakan kepada orang-orang yang sedang jatuh cinta dan menjadi orang lain adalah, ‘Kenapa lo harus menjadi orang lain, sedangkan diri lo sendiri begitu mengasyikkan’
Kenapa lo mesti jadi orang lain dan bikin diri lo menderita gitu buat mendapat perhatian dari orang lain. Kenapa lo mesti membohongi diri lo sendiri dan orang yang lo suka dengan berubah jadi orang lain hanya karena ingin menarik perhatiannya ??
Bukannya lo percaya kalau cinta itu jujur dan tidak membohongi ??
Bukannya lo percaya kalau cinta itu menerima apa adanya ??
Sikap kita yang menjadi orang lain untuk mendapat perhatian orang lain ini lah yang menurut gue gak masuk akal.
Menurut gue kita itu haruslah dicintai dengan apa adanya oleh mereka yang dia sukalah yang membuat kita akan terasa bahagia dan kita juga harus mencintai apa adanya oarng yang kita cinta.
Jika misalnya kita belum menerima kalau pasangan kita atau gebetan kita itu tukang kentut (misalnya), itu artinya kita tidak benar-benar mencintainya. Kita hanya sekedar mengaguminya saja.
Jika cinta maka jangan takut dengan pikiran kalau-kalau mereka gak suka  misalkan kita tidak seperti apa yang mereka inginkan, jika mereka benar-benar tidak suka dengan kita yang sekarang maka itu berarti mereka secara tidak langsung tidak menyukai kalian secara pribadi. Mereka tidak cinta kita apa adanya, cinta itu tidak akan mengubah sesuatu apapun untuk jadi lebih buruk, cinta itu juga tidak akan membuat kita menderita. Karena dengan menjadi orang lain secara tidak langsung akan membuat kita menderita, seperti seekor ikan yang dipaksa berjalan didaratan.
Mungkin akan bertahan dalam sesaat dan beberapa menit, tapi tidak untuk selamanya.
Jadi buat apa kita bersikeras untuk mempertahankan orang yang bahkan menerima kita apa adanya saja sudah sulit, yang bahkan tidak suka kita yang sebenarnya. Dan mereka yang mencintai kita apa adanya sebenarnya adalah mereka yang sebenar-benarnya orang yang benar-benar mencintai kita.
Mungkin ada beberapa dari kalian yang berbeda pendapat dengan gue karena ngerasa kalo kita itu harus berusaha untuk menggapai cinta dan berubah menjadi orang lain itu adalah salah satunya. Sebab gak ada yang benar-benar cinta kita kalau kita tidak selaras dengan tuntutan zaman. Bukankah dinosaurus punah karena dia tidak mencoba beradaptasi dan mencoba menjadi binatang lain.
Oke gue kalau ada yang berpendapat begitu, gue gak bakalan menyalahkan pendapat itu.
Tapi ada baiknya kalian belajar dari cinta orang tua kepada anaknya, mau anaknya sejahat apapun, mau anaknya sejelek apapun, mau anaknya sebodoh apapun, orang tua tetap mencintainya dengan tulus. Karena kenapa ?? bukan karena mereka itu orang tua dan wajar mereka berbuat seperti itu.
Itu karena orang tua kita menganggap kita adalah belahan jiwa mereka. Itu karena orang tua kita mencintai kita dan menerima kita tulus apa adanya, walaupun tidak banyak dari kita yang tidak mau menerima kalau ber-orang tuakan mereka. Tapi cinta itu adalah perihal mencintai walaupun tanpa harus berbalas cinta.
Karena menurut gue, jika ingin belajar tentang bagaimana cinta sejati itu maka lihatlah cinta orang tua kita kepada kita. Sebab sejati-sejatinya cinta, tidak ada yang bisa mengalahkan cinta sejatinya kedua orang tua kita kepada kita.
Begitu juga dengan pasangan kita, dia yang menganggap kita adalah belahan jiwanya adalah dia yang akan selalu menerima kita apa adanya seperti diri kita tanpa memaksa kita untuk berubah menjadi diri orang lain. Karena seekor ikan air laut akan tetaplah seekor ikan air laut, meski sesama ikan mau dipaksa sekeras apapun dia tidak akan pernah bisa hidup diair payau. Walaupun bisa dia akan menderita dan butuh waktu lama agar dia bisa berevolusi, dan kalaupun dia gagal berevolusi dia akan mati.
Begitulah dengan perihal mencintai dan dicintai.
PDKT adalah awal dari segala macam proses-proses hubungan. Sebuah pasangan tidak akan menjadi jadi sebuah pasangan jika tidak dimulai dengan fase pendekatan, sebuah pernikahan tidak akan menjadi sebuah pernikahan tanpa adanya pendekatan. Jadi baik buruknya sebuah hubungan itu dapat dilihat dari pendekatannya.
Jika dalam masa pendekatan salah satu dari kita sudah menjadi orang lain dalam menarik hati pasangannya maka menurut gue kalian tinggal menunggu masanya akan menunggu sang orang lain itu akan menjadi dirinya sendiri kembali karena seseorang tidak bisa terus menerus berubah menjadi orang lain.
Lagi pula itu sama saja bahwa dia sudah berani berbohong kepada kalian diawal.
Jika diawal saja dia sudah berbohong kepada kalian, maka bagaimana kedepannya nanti. Bisa jadi akan muncul kebohongan-kebohongan yang lainnya dimasa yang akan datang.
Lagipula, pendekatan adalah sebuah tolak ukur bagaimana melihat hubungan kalian nanti kedepannya kalau kalian akan jadian misalnya.
Kalau diawalnya saja sudah dimulai dengan pencitraan dan kebohongan maka kedepannya juga bakalan sama.
Jadi menurut gue jadilah diri sendiri ketika kalian memulai sesuatu yang kalian ingin dan berharap menjadi baik tujuannya pada selanjutnya, apa lagi kita berharap akan berjalan dalam masa yang sangat panjang. Karena jika kalian menjadi diri kalian sendiri sejak kalian melakukan pendekatan, itu berarti kalian telah jujur untuk mendapatkan mereka yang benar-benar ingin kalian cintai.
Dan juga jika kita sudah menjadi diri sendiri, maka kita tidak akan repot-repot lagi untuk terus berbohong dan menjadi orang lain atau kita tidak perlu lagi takut kalau kita akan berubah lagi, karena kita memang sudah menjadi apa yang sudah awal sudah menjadi diri kita sendiri.
Selain itu, jika kita sudah menjadi diri sendiri. Maka kita akan tahu siapa yang benar-benar menyukai kita apa adanya dan mana yang tidak.
Dengan menjadi diri kita sendiri maka kita akan secara tidak langsung berkata kepada orang yang kita sukai atau yang suka dengan kita bahwa –it’s me- inilah aku, kalau kamu suka ya terima, kalau tidak suka ya tinggalkan.
Bukankah tujuan kita untuk menjadikan mereka yang kita cinta itu untuk menjadi pasangan kita adalah sebenarnya baik. Tapi kenapa kita harus dimulai dengan kebohongan dengan menjadi orang lain.
‘Agar mereka lebih tertarik kepada kita’
Mungkin mereka yang berubah menjadi orang lain ketika pendekatan banyak yang berpikiran seperti itu, tapi sebenarnya menurut gue kalau gebetan kalian itu gak suka dengan diri kalian sendiri dan lebih memilih kalian yang menjadi orang lain, itu artinya dia memang tidak suka dengan kalian dengan kepribadian yang kalian miliki sebenarnya dan lebih memilih dengan orang lain dalam arti harfiah.
Karena yang dia cintai itu adalah bukan kalian seutuhnya tapi kalian yang berbentuk orang lain atau orang lain yang berbentuk kalian.
Sejauh mana seseorang akan tahan berbohong ?? terlebih lagi itu tentang kepribadiannya sendiri ??
Tidak ada kebohongan yang bisa lama tertutupi, karena seperti kata pepatah –Busuk bangkai akan ketahuan juga pada akhirnya-.
Jadi sampai sejauh mana kita akan bertahan menjadi diri orang lain demi pasangan kita ?? jawabannya tidak akan bertahan lama. Sebab suatu masa nanti kita akan menyerah dalam berpura-pura.
Perlahan-lahan kita sendiri yang akan merasakan kalau kita tidak mampu bertahan menjadi orang lain itu, kita akan perlahan-lahan kembali kepada diri kita sendiri. Kita yang awalnya saat pendekatan dengan gebetan selalu perhatian dengan gebetan akan perlahan-lahan mengendurkan perhatian kita dan mulai turun tensi perhatian kita. Seperti sebuah euforia masyarakat Indonesia dengan batu akik yang perlahan-lahan akan menurun.
Begitulah kita dengan gebetan kita kalau kita saat pendekatan menjadi orang lain. Kita yang saat pendekatan mengingatkan gebetan kita buat makan saat itu sebanyak tiga kali sehari, sekarang perlahan menurun menjadi cuman satu kali sehari. Kita yang awalnya saat pendekatan telponan dengan gebetan kita sanggup tiga sampai empat jam sekarang saat sudah lama menjadi pasangan mulai menurun intensitasnya menjadi cuman nelpon pasangan kita saat-saat penting aja karena antara udah gak ada lagi yang mau diomongin atau karena sayang pulsa.
Intinya semua akan kembali pada awalnya pada waktunya.
Jadi menurut gue, saat ada orang yang berkata ‘Kamu sudah berubah bla bla bla’. Itu adalah kekeliruan besar.
Bukan dia yang telah berubah, atau bukan kamu yang merasa dia sudah berubah. Tapi dia yang sudah kembali pada sifat awalnya, karena sebetulnya pada awalnya kalian bertemu dengan gebetan kalian adalah dia yang sudah berubah dari dirinya sendiri menjadi orang lain karena ingin mendapatkan kalian.
Jadi menurut gue kalau kalian pada saat pendekatan dengan gebetan kalian atau seenggaknya sampai separuh masa jadian kalian tetap menjadi diri kalian sendiri, maka kata-kata ‘Kamu udah berubah’ itu akan mustahil terdengar walaupun sayup-sayup jika terjadi pertengkaran.
So, jadi diri sendiri atau orang lain dalam berhubungan demi mendapatkan cinta pasangan kalian itu menurut gue sangat menentukan untuk membuat cinta itu manis atau tidak.
Tapi gue berpendapat sebaik-baik orang itu adalah diri sendiri.
Karena orang lain bisa berbohong kepada kita tapi diri kita sendiri tidak akan pernah bisa berbohong pada diri sendiri, akan ada satu sisi dimana kebenaran itu masih terlihat didalam diri.
So, be yourself.
Menurut gue, untuk mendapatkan cinta lo gak perlu harus ngorbanin diri lo untuk menjadi orang lain, yang hanya sekedar untuk mendapat perhatian dari gebetan doang.
Karena kita mungkin saja menjadi orang lain seperti apa yang gebetan kita ingin kan, tapi itu hanya sementara. Kita gak bisa selamanya dan terus-terusan jadi orang lain, karena kita adalah kita, bukan dia ataupun mereka. Bukankah Nabi Muhammad SAW juga pernah bilang kalau ‘Agamu agamu, agamaku agamaku’, secara tidak langsung ini juga menyatakan kalau kita disuruh menjadi diri sendiri dan tak perlu menjadi orang lain atau ikut-ikutan menjadi orang lain.
Sebab cinta itu bukan perihal memberi, tapi juga menerima tanpa pamrih.
Menerima tanpa memilih tentang apa yang mereka beri. Karena jika kita tidak suka dengan pemberian orang maka kita berhak menolaknya.
Gue sebenarnya adalah orang yang gak suka kalau mendengar seseorang yang baru mulai pendekatan aja udah banyak maunya, seperti
‘Aku suka cewek yang berjilbab, coba deh kamu pakai jilbab’
Atau
‘Aku suka cewek yang pakai baju gak buka-bukaan, coba deh kamu pakai baju kurung’
Atau
‘Aku sukanya sama cewek yang pake behel, coba deh kamu pasang behel’
Ini bukannya apa, ya siapa tau aja sicewek belum mau pakai jilbab, atau siapa tau emang cewek lebih suka pakai bakaian seksi karena gak mau jadi munafik, yang didepan kamu pakai pakaian soleha tapi dibelakang kamu malah jadi orang lain. Atau siapa tau kan sicewek giginya aman-aman aja jadi gak perlu dipasang pager segala.
Jadi menurut gue, buat cowok yang suka kayak gini, yang suka menyuruh-nyuruh cewek atau gebetannya berubah, apa kalian sayangnya sama pasangan kalian aja, gak sayang sama orang tua kalian ??
Karena pernah dulu gue ketemu, seorang cowok yang sibuk nyuruh-nyuruh ceweknya buat pake jilbab tapi waktu gue lihat mamanya malah gak pake jilbab sama sekali.
Ini gue pikir, lo sayang orang yang belum tentu jadi pasangan lo ketimbang lo sayang ibu kandung lo sendiri. Dan menurut gue orang kayak gini drama banget.
Begitu juga cewek terhadap cowok, terimalah diri mereka apa adanya. Jangan memaksa mereka untuk berubah menjadi apa yang kamu inginkan jika suatu hari nanti kamu gak ingin mereka akhirnya kembali kepada diri mereka yang sebenarnya yang tidak kamu inginkan.

Toh, kalau kalian gak suka dengan diri seseorang kalian tidak perlu memaksanya untuk menjadi apa yang kalian inginkan.