Senin, 25 Juli 2016

(Lalu) Siapa Yang Pantas ??


Kau menangis dipelukanku dan dengan terisak kau berkata, wanita itu tidak pantas untuknya.
Mendengar hal itu, aku hanya bisa menghela nafas panjang mencoba menenangkan tangisanmu. Air matamu yang perlahan mulai membasahi baju didadaku, kurasakan hangat sangat sekali tangisan itu.
Apakah sehangat ini juga rasamu padanya  ??
Hatiku berbisik lirih, terasa perih namun tak ku bohongi hati bahwa ada sedelik kebahagian melihat tangismu. Perih, karena tahu bahwa kau benar-benar mencintainya. Dan bahagia karena melihatmu mendapatkan pelajaran akibat mencintai dia.
Wanita itu tak pantas untuknya, benar-benar tak pantas !!
Kau berbisik lagi padaku disela-sela tangisanmu.
Lalu siapa yang pantas untuknya ??, jawabku yang hanya bisa kusuarakan dalam hati ini, karena takut menyinggung perasaanmu.
Apa kau benar-benar yakin pantas untuknya ??
Apa alasanmu mengatakan kalau wanita itu tak pantas untuknya ?? Apa karena semua keinginanmu untuk bersamanya tidak terwujud karena kehadiran wanita itu ?? Kau salah, mungkin saja wanita itu adalah yang pantas untuk bersamanya, disampingnya, dan menemani akhir hayatnya untuk tetap berada disampingnya.
Apa pernah kau lihat ?? Apa pernah kau lihat tersirat ketidak senangan di wajahnya kala dia berada didekat wanita itu ?? Tidak pernah. Dia selalu saja tersenyum jika berada di dekat wanita itu, seperti layaknya ketika kau berada di dekatnya, atau seperti kala aku berada di dekatmu.
Dan apa kau lihat juga di wajah wanita itu ?? Pernahkah kau melihat ketidak senangan atau keterpaksaan di wajah wanita itu kala berada di dekatya ?? Semua tawa dan senyum yang keluar dari raut rona bahagia mereka berdua itu tulus, tidak ada kepura-puraan sedikitpun.
Ini membuktikan kalau wanita itu pantas untuknya, dan dia juga pantas untuk wanita itu.
Sedangkan kamu ?? Hanyalah pemeran sampingan dalam kisah mereka, yang hanya menjadi teman dari sang pemeran utama. Sama sepertiku yang selalu kau anggap teman terbaikmu.
Jika kau ingin menjadi pemeran utama, maka buatlah kisahmu dan angan pernah berharap menjadi pemeran utama dalam kisah orang lain. Sebab aktor terbaikpun akan tetap menjadi figura, jika sang pemeran utama sudah ditetapkan bukanlah dia.
Yang kau rasakan ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan, seperti yang aku rasakan padamu. Tidak berbunyi, sehingga tidak diketahui oleh orang. Kita hanya bisa mencintai dalam diam, berharap orang yang kita cintai tahu arti diam ini.

Sebab cinta ini, butuh satu tangan lagi untuk membalas tangan yang lain agar bunyi tepukan ini menggema seakan memberi aplause pada cerita kisah itu.

0 komentar:

Posting Komentar