Kau menangis dipelukanku dan dengan
terisak kau berkata, wanita itu tidak
pantas untuknya.
Mendengar hal itu, aku hanya bisa
menghela nafas panjang mencoba menenangkan tangisanmu. Air matamu yang perlahan
mulai membasahi baju didadaku, kurasakan hangat sangat sekali tangisan itu.
Apakah
sehangat ini juga rasamu padanya ??
Hatiku berbisik lirih, terasa perih
namun tak ku bohongi hati bahwa ada sedelik kebahagian melihat tangismu. Perih,
karena tahu bahwa kau benar-benar mencintainya. Dan bahagia karena melihatmu
mendapatkan pelajaran akibat mencintai dia.
Wanita
itu tak pantas untuknya, benar-benar tak pantas !!
Kau berbisik lagi padaku disela-sela
tangisanmu.
Lalu
siapa yang pantas untuknya ??, jawabku yang hanya
bisa kusuarakan dalam hati ini, karena takut menyinggung perasaanmu.
Apa
kau benar-benar yakin pantas untuknya ??
Apa alasanmu mengatakan kalau wanita itu
tak pantas untuknya ?? Apa karena semua keinginanmu untuk bersamanya tidak
terwujud karena kehadiran wanita itu ?? Kau salah, mungkin saja wanita itu
adalah yang pantas untuk bersamanya, disampingnya, dan menemani akhir hayatnya
untuk tetap berada disampingnya.
Apa pernah kau lihat ?? Apa pernah kau
lihat tersirat ketidak senangan di wajahnya kala dia berada didekat wanita itu ??
Tidak pernah. Dia selalu saja tersenyum jika berada di dekat wanita itu,
seperti layaknya ketika kau berada di dekatnya, atau seperti kala aku berada di
dekatmu.
Dan apa kau lihat juga di wajah wanita
itu ?? Pernahkah kau melihat ketidak senangan atau keterpaksaan di wajah wanita
itu kala berada di dekatya ?? Semua tawa dan senyum yang keluar dari raut rona
bahagia mereka berdua itu tulus, tidak ada kepura-puraan sedikitpun.
Ini membuktikan kalau wanita itu pantas
untuknya, dan dia juga pantas untuk wanita itu.
Sedangkan kamu ?? Hanyalah pemeran
sampingan dalam kisah mereka, yang hanya menjadi teman dari sang pemeran utama.
Sama sepertiku yang selalu kau anggap teman terbaikmu.
Jika kau ingin menjadi pemeran utama,
maka buatlah kisahmu dan angan pernah berharap menjadi pemeran utama dalam
kisah orang lain. Sebab aktor terbaikpun akan tetap menjadi figura, jika sang
pemeran utama sudah ditetapkan bukanlah dia.
Yang kau rasakan ini adalah cinta yang
bertepuk sebelah tangan, seperti yang aku rasakan padamu. Tidak berbunyi,
sehingga tidak diketahui oleh orang. Kita hanya bisa mencintai dalam diam,
berharap orang yang kita cintai tahu arti diam ini.
Sebab cinta ini, butuh satu tangan lagi
untuk membalas tangan yang lain agar bunyi tepukan ini menggema seakan memberi aplause pada cerita kisah itu.









